JAKARTA – Produksi gas Blok Corridor yang dikelola ConocoPhillips anjlok lebih dari 50% dari kondisi normal selama hampir lebih dari tujuh hari lamanya. Ini akibat perawatan sumur produksi yang dilakukan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan kegiatan perawatan atau maintenance sumur di Blok Corridor sudah disampaikan ConocoPhillips. Gas di Corridor tidak berhenti sama sekali, namun jumlah yang diproduksi menurun.

“Normal 850 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), sekarang sisa 300 MMSFCD,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Rabu malam (27/2).

Pemerintah telah menyodorkan dua cara untuk memenuhi kebutuhan gas yang biasa dipasok ConocoPhillips. Kedua cara itu sudah dijalankan dan bisa menjamin kebutuhan gas, terutama yang dipasok untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero) di Batam. Cara pertama adalah dengan pemenuhan gas melalui Liquified Natural Gas (LNG) yang dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai pemasok gas untuk PLN dan industri di Batam.

Adapun jumlah LNG yang dibutuhkan selama gas Blok Corridor berkurang adalah sebanyak satu kargo atau 3 juta MMBTU atau setara 125 ribu M3. Jumlah sebanyak itu cukup untuk memenuhi kebutuhan gas sebanyak 300 MMSCFD – 400 MMSFCD selama masa maintenance yang berlangsung sejak 23 Februari hingga 1 Maret 2019.

Selain itu, aliran gas untuk GSPL di Singapura juga dikurangi dan dialihkan untuk kebutuhan dalam negeri. Pasokan normal gas ke Singapura adalah sebanyak 250 MMSCFD, tapi dipangkas dan dialihkan sebesar 80 MMSCFD untuk kebutuhan PLN. Jadi gas yang dialirkan ke Singapura hanya sebanyak 170 MMSCFD.

“Itu yang disarankan, yang dari Singapura masuk ke sana (PLN), yang dari LNG juga dimasukkan ke sana,” kata Arcandra.

Menurut Arcandra, aktivitas perawatan sumur sangat lumrah terjadi di industri migas. Hal yang harus diperhatikan adalah jadwal perawatan serta lama perawatan yang dibutuhkan. Semua harus sudah terencana agar bisa dicarikan sumber pasokan gas pengganti.

Perawatan di Blok Corridor dilaksanakan sejak Oktober 2018. Karena itu, kebutuhan waktu untuk perawatan sebenarnya sudah dipangkas. “Ini proses maintenance sudah dipercepat sebenarnya. Intinya bahwa itu kita plan (terencana) maintenance-nya. Kami maunya semua plan shutdown,” kata Arcandra.(RI)