JAKARTA – Pengembangan sumur Migas Non Konvensional (MNK) di blok Rokan masih terus berlangsung. Saat ini Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) masih melakukan pemboran sumur kedua di lapangan Kelok.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menargetkan pemboran bisa rampung tidak lama lagi dan Pertamina akan memperoleh hasil paling tidak pada Juni nanti. “Juni ketahuan volumenya (hidrokarbon),” kata Tutuka kepada Dunia Energi, Jumat (19/4).

Lebih lanjut, EOG sebagai mitra Pertamina dalam proyek ini menurut Tutuka optimistis dengan potensi yang ada di Rokan. Pemboran di lapangan Kelok sendiri sebagai cara pamungkas untuk memutuskan kelanjutan pengembangan MNK di Rokan yang sejauh ini menjadi harapan baru untuk meningkatkan produksi migas secara signifikan dari blok Rokan.

“Gulamo ada (hidrokarbon), tebel banged. Saya sudah ketemu sendiri sama EOG di US. Mereka juga optimis,” jelas Tutuka.

Tajak sumur MNK yang kedua tersebut berhasil dilakukan PHR bersama Pertamina Drilling di Sumur Kelok pada 14 Februari 2024.

Kementerian ESDM sendiri sempat merilis informasi bahwa potensi MNK inplace di kedua sumur tersebut mencapai 80 juta barel minyak. Blok Rokan ini merupakan bagian cekungan dari central sumatera basin yang menyimpan lebih besar lagi potensi MNK.

Berdasarkan hasil assesment Energy Information Administration (EIA, 2013) Amerika Serikat, potensi MNK pada lima cekungan di Indonesia, terdapat sumber daya gas dan minyak in-place sebesar 303 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF) dan 234 miliar barel minyak (billion barrel oil/BBO). Salah satu potensi sumber daya MNK itu berada pada cekungan Central Sumatera Basin. Adapun potensi sub basin North Aman di cekungan Central Sumatera Nasin memiliki potensi sumberdaya inplace 1.86 miliar barel minyak dan 2.4 TCF kubik gas. (RI)