JAKARTA – Salah satu temuan cukup menggembirakan di awal tahun terjadi di sumur Anggrek Violet (AVO)-001 di Kecamatan Muara Klingi, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Temuan ini jadi pelepas dahaga temuan cadangan migas di lapangan-lapangan tua yang dikelola Pertamina.

Suprayitno Adhi Nugroho, VP Eksolorasi Regional 1 Subholding Upstream Pertamina, menjelaskan tajak sumur AVO-001 dilakukan pada 13 November 2023 berdasar sesi 3D Ginaya tahun 2012.

“Kami  baru bisa mengebor tahun 2023 ini, cukup panjang journey-nya. Memang prosesnya dalam melakukan pengusulan konsep  tidak mudah, banyak sekali di sini sumur-sumur yang tidak berhasil. Alhamdulillah di sumur Anggrek Violet-1 kami bisa mendapatkan 300 barel dan tidak ada airnya sama sekali,” kata Suprayito, saat berbicara pada DETalk yang digelar Dunia Energi bertajuk “Contractor Insights : Enhancing National Energy Resiliance Through Extensive Oil and Gas Exploration”,  akhir pekan lalu.

Berdasarkan data PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), estimasi penambahan sumberdaya diperikarakan lebih dari 70 juta barel minyak (MMBO).

Langkah selanjutnya PHR bakal melakukan pengeboran  di struktur Anggrek Bulan sebelum memulai tahap produksi. “Kita masih ada kegiatan lanjut lagi , kita akan lanjut lagi ke struktur Anggrek Bulan estimasi tajak Q3 tahun 2024,” ujar Suprayitno.

Temuan di Anggrek Violet ini merupakan harapan baru akan keberadaan cadangan minyak di wilayah Sumatera. Menurut Suprayitno, dalam beberapa tahun terakhir harus diakui faktanya hampir seluruh aset eksplorasi di PHR ini pada tahap sangat mature sehingga kandidat big fish-nya juga terbatas. “Inventory sumber daya prospektif relatif marginal rata-rata di bawah 10 juta barel setara minyak (MMMBOE),” ujarnya.

Temuan di Anggrek Violet jadi sesuatu yang spesial. Apalagi dari hasil kajian sebelumnya Pertamina masih boleh optimistis karena dari sisi segi sumberdaya propektif, tercatat jumlahnya di wilayah operasi PHR sekarang masih cukup besar.

Dengan porsi sumberdaya migas proporsinya untuk gas 51% dan minyak 49%. Potensi Sumber dayanya sekitar lebih dari 2,7 billion ini yang menjadi kekayaan, untuk dimatangkan dan  dibuktikan pengeboran eksplorasi.

“Setelah pengeboran eksplorasi berhasil kita mendapatkan sumber daya contigence. Saat ini, inventory sumber daya contigence kami yang sedang dalam persiapan handover ke development sekitar 200 juta barel oil ekuivelent (BOE), secara proporsinya 59% minyak dan 41% gas,” ungkap Suprayitno. (RI)