BOGOR – Volume BBM solar bersubsdi tahun 2023 dipastikan membengkak dari kuota yang sudah ditetapkan pemerintah. Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) mencatat hingga akhir tahun ini realisasi penyerapan solar subsidi mencapai 17,46 Juta Kilo Liter (KL) atau melebihi dari kuota yang ditetapkan sebesar 17 juta KL.

Erika Retnowati, Kepala BPH Migas, menjelaskan peningkatan aktifitas ekonomi masyarakat pada tahun ini turut mengerek konsumsi solar. “Berlalunya pandemi covid telah mendorog penignkatan kegiatan masyarakat yang pada akhirnya menujukkan repsons terhadap konsumsi JBT maupun JBKP. Peningkatan konsumsi BBM tersebut menyebabkan realisasi JBT diperkirakan akan melebihi kuota yang telag ditetapkan pemerintah pada awal tahun 2023,” kata Erika dalam konferensi pers akhir tahun di Bogor, Sabtu (30/12).

Angka tersebut memang masih bisa berubah setelah dilakukan verifikasi final nanti. Namun menurutnya tetap tidak akan melebihi 5% dari kuota. “Ada tambahan kegiatan  tambahan dalam kampanye tapi tidak sampai 5% paling banyak 4%,” ungkap Erika.

Sementara itu, Sentot Harijady Bradjanto Tri Putro, Direktur BBM BPH Migas, menjelaskan volume konsumsi solar yang melebihi kuota tahun ini wajar dan bukan dikarenakan banyaknya penyelewengan atau penyaluran tidak tepat sasaran. Dia menegaskan bahwa peningkatan pengawasan melakui aplikasi My Pertamina serta pengawasan dari AKR cukuo berikan dampak signifikan dalam menekan penyelewengan distribusi solar.

“Kalau kita tidak melakukan treatment alikasi My Pertamina dan mikrosite AKR untuk pengeuna yang lain itu bisa mencapai 6-7% (lebih kuotanya). Pengembangan apkikasi dengan My Pertamina itu bisia ditekan estimasi jadi hanya 3%,” jelas Sentot. (RI)