JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dinilai tidak akan bisa mengimplementasikan Enhanced Oil Recovery (EOR) di blok Rokan sendiri. PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) operator di sana disarankan untuk mencari mitra.

Benny Lubiantara, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan biaya yang diperlukan untuk menjalankan EOR bahan kimia (Chemical EOR) sangat besar. Hal itu diyakini tidak akan sanggup disiapkan oleh Pertamina sendiri.

“EOR itu untuk stage beriktunya itu perlu investasi yang luar biasa mahal, Mau sendiri? kayanya berat (bagi Pertamina). Nanti bisa berpartner kenapa tidak, tapi nanti tidak tertutup kemungkinan untuk partner,” jelas Benny kepada Dunia Energi beberapa waktu lalu.

Dia menuturkan untuk saat ini memang PHR masih diasumsikan mengerjakan EOR sendiri tapi hal itu kemungkinan besar tidak akan berlangsung terus menerus. Sampai nanti ditemukan mitra, maka Pertamina diminta untuk terus melakukan berbagai persiapan. Termasuk untuk menyiapkan bahan kimia yang akan diinjeksikan.

“Sementara masih dianggap PHR ke depan tidak tertutup cari partner. sekarang kita asumsi jalan dulu,” ungkap Benny.

Pertamina sampai sekarang ternyata masih melobi Chevron Oronite untuk merelakan bahan kimia yang biasa sebelumnya sempat akan digunakan oleh Chevron. Namun demikian SKK Migas tetap meminta Pertamina mencari alternatif bahan kimia lainnya.

“Masih diskusi (Pertamina-Oronite), dengan mereka jalan kita nggak mau tergantung pencarian chemical baru jalan, Pertamina undang investor,” ujar Benny. (RI)