JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM/ITMG) menjadi mitra pemerintah dari badan usaha swasta dalam membangun Persemaian Mentawir Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Passer Utara, Kalimantan Timur, yang akan bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) beserta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Pemerintah menyatakan bahwa IKN Nusantara akan dikembangkan dengan konsep Kota Hutan, yang pembangunannya dimulai dengan mendirikan dan mengembangkan pusat persemaian (nursery) yang memadai. Area persemaian yang prasarana dasarnya dibangun oleh Kementerian LHK dan PUPR ini terletak
di Kawasan Hutan Industri Desa Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Passer Utara, Kalimantan Timur. Oleh karena itu, fasilitas ini kemudian dikenal sebagai Persemaian Mentawir.

Mulianto, Direktur Utama ITMG, menyampaikan penunjukan perusahaan yang memiliki visi menjadi perusahaan energi di Indonesia yang berintikan inovasi, teknologi, inklusi dan keberlanjutan ini adalah sebuah kehormatan sekaligus tantangan.

“Semangat dan pengalaman yang ada pada kami serta visi dan misi untuk menjadi perusahaan energi yang greener dan smarter, melandasi antusiasme dan kesanggupan perusahaan untuk menerima amanah yang besar dan bernilai penting dari Pemerintah Republik Indonesia ini. Kami percaya, dengan kerja sama antara para pihak dan arahan dari Kementerian LHK, tugas ini dapat kami tunaikan dengan baik,” ujarnya, saat acara Kickoff Pembangunan Persemaian Mentawir oleh ITMG di Jakarta, Rabu (18/5).

Hadir dalam acara tersebut Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono, Sekretaris Jenderal Kementerian LHK Bambang Hendroyono, MM dan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Murtiningsih.

Mulianto mengatakan, sebagai perusahaan energi yang usahanya bergerak di bidang pertambangan batubara, aktivitas penanaman kembali atau revegetasi telah dilakukan ITMG melalui anak-anak usaha sejak operasi penambangan dimulai.

Instalasi pembibitan ITM dikembangkan di setiap area operasi. Dilakukan pula penyelamatan spesies kunci tanaman lokal dari lahan pra-tambang bekerjasama dengan ahli-ahli dari Badan Riset Nasional (BRIN) untuk menjaga dan memelihara keanekaragaman hayati baik di nursery dekat dengan lokasi asal (in-situ) maupun di kebun raya (ex-situ).

Penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS yang dilaksanakan oleh ITM hingga saat ini mencatat capaian yang signifikan. Total luasan penanaman telah mencapai 33.434,40 hektare (ha) dan 18.062,32 ha di antaranya telah diserahterimakan kepada pemerintah.

Mulianto menjelaskan upaya pengembangan bibit di ITM tidak hanya menjadi perhatian dan kerja manajemen. Karyawan, secara mandiri mendirikan gerakan mengumpulkan biji-bijian untuk disemai menjadi bibit pohon buah yang kemudian ditanam pada lokasi-lokasi tertentu. Hal itu menunjukkan spirit hijau tumbuh di keseharian karyawan perusahaan. Di samping itu, ITM juga mendorong pelibatan masyarakat lingkar tambang dalam kegiatan revegetasi lahan pasca tambang.

“Hal ini juga selaras dengan visi, misi dan strategi perusahaan saat ini, yaitu bertransformasi secara bertahap menjadi perusahan energi yang greener dan smarter. Semakin hijau dengan menjadikan lingkungan sebagai prioritas, dan semakin pintar dengan digitalisasi serta implementasi teknologi termasuk pembangkit energi terbarukan yang terus dikembangkan,” ujar Mulianto.

Ia menambahkan, saat ini Indo Tambangraya telah memiliki satu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan sedang membangun 1 PLTS lainnya guna memenuhi kebutuhan energi di tambang. ITMG juga mendapat dukungan dan pengetahuan dari entitas induk yang telah menguasai teknologi dan menjalankan bisnis energi terbarukan termasuk membangun dan mengoperasikan PLTS di negara Tiongkok, Jepang dan Australia dan electric-boat (e-boat) di Thailand, menjadi modal penting bagi langkah Perusahaan dalam mengembangkan bisnis energi terbarukan ke depan.

Mulianto mengatakan upaya pelestarian lingkungan di seluruh wilayah kerja perusahaan tidak hanya sebagai bentuk pemenuhan kewajiban sebagaimana dimandatkan oleh Kementerian LHK bagi pemegang PPHK, namun menjadi tanggung jawab moral, kesepakatan dan komitmen pemegang saham, dewan komisaris dan direksi serta seluruh warga perusahaan untuk menerapkan praktik penambangan yang baik dan bertanggung jawab serta mengimplementasikan nilai-nilai Environmental, Social and Governance (ESG) dan juga menjalankan prinsip pembangunan berkelanjutan.

“Karena telahnterbukti bahwa hanya dengan bertanggung jawab pada sosial dan lingkungan, perusahaan dapat memberikan nilai lebih bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Mulianto.

Implementasi prinsip ESG telah diwujudkan oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk melalui berbagai aksi. Di bidang lingkungan (environment), ITM menjalankan operasi dengan standar pengelolaan lingkungan sesuai kaidah penambangan yang baik dan bertanggungjawab, termasuk dengan melibatkan institusi ilmiah dalam mengelola keanekaragaman hayati. Pada aspek sosial, pengembangan masyarakat dilakukan pada masa beroperasi ataupun pascatambang.

ITM juga memberikan perhatian besar terhadap pemberdayaan insan disabilitas dengan prinsip leave no one behind. Sementara itu, untuk memastikan tata kelola  yang baik, ITM menerapkan kebijakan tata kelola yang benar, membangun sistem pelaporan yang transparan dan menyediakan kanal-kanal umpan balik yang memadai.(RA)