JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar lelang untuk memilih operator dari pengoperasian pipa gas Cirebon – Semarang (Cisem) tahap I. Peserta lelang yang masih berafiliasi dengan PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) atau Subholding Gas Pertamina.

Laode Sulaeman, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, mengungkapkan ada empat peserta lelang yang semuanya merupakan anak usaha PGN.

“Jadi operatornya adalah gabungan Badan Usaha – pemerintah, Lemigas dan perusahaan yang terpilih yang sudah mendaftar ikut beauty contest. Ada empat (perusahaan), tapi di bawah PGN semua. Anak usahanya PGN jadi kita lihat aja nanti,” kata Laode ditemui di Kementerian ESDM, Senin (17/7).

Pipa Gas Cisem Tahap I dibangun dari dana yang berasal dari APBN dengan skema Multi Years Contract (MYC) dengan nilai Rp1,1 triliun. Pipa Gas Cisem akan dialiri oleh gas bumi yang berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru, Wilayah Kerja (WK) Blora; Long Term Plan (LTP) WK Cepu (lapangan Cendana – Alas Tua); dan WK Tuban (lapangan Sumber-2).

Adapun potensi pemanfaatan Pipa Gas Cisem meliputi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, dengan proyeksi kebutuhan gas hingga 2026 sebesar 39,42 MMSCFD dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), dengan proyeksi kebutuhan gas hingga 2028 sebesar 25,83 MMSCFD.

Laode menjelaskan lelang yang sedang dilakukan lebih kepada pemilihan mitra Lemigas yang merupakan kepanjangan tangan pemerintah untuk menjadi operator pipa gas Cisem. “Bentuk kerjasamanya adalah KSO tapi aset masih milik pemerintah,” tegas Laode.

Salah satu faktor yang menjadi penentu untuk menjadi mitra Lemigas dalam mengoperasikan pipa Cisem adalah besaran toll fee. Perusahaan yang menawarkan toll fee paling kompetitif dipastikan akan menjadi mitra Lemigas. “Itu (Toll Fee) bagian yang dilelangkan, nanti mereka salah satu bersaingnya disitu,” ujar Laode. (RI)