JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menegaskan akan tetap melanjutkan proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethylether (DME). Sementara mitra PTBA dalam proyek tersebut, Air Products and Chemicals, Inc, dikabarkan mundur dari konsorsium proyek.

Rafli Yandra, Direktur Pengembangan Usaha PTBA, menyampaikan bahwa terdapat surat dari Air Product terkait pengunduran diri dari proyek DME. Namun, hingga kini PTBA belum mendapatkan klarifikasi secara langsung.

“Ada surat Air Product mundur. Namun, sejauh ini kami belum mendapatkan klarifikasi langsung. Terlepas dari hal tersebut, kami akan tetap melanjutkan proyek ini sebagai mandat pemerintah,” ujar Rafly usai konferensi pers kinerja Perusahaan, di Jakarta, Kamis (9/3/2023).

Arsal Ismail, Direktur Utama PTBA, mengungkapkan bahwa PTBA telah melakukan pembebasan lahan dalam upaya pengembangan kawasan ekonomi khusus hilirisasi batu bara. Nantinya, kata Arsal, lahan seluas 595 Hektare tersebut akan menjadi kawasan hilirisasi batu bara baik itu proyek gasifikasi maupun jenis turunan lainnya.

“Kami akan terus melanjutkan mandat pemerintah dengan menggaet mitra strategis dalam hal hilirisasi batu bara,” ujar Arsal.

Mundurnya Air Product dari proyek gasifikasi ini disinyalir karena tak kunjung terbitnya payung hukum yang melindungi keberlanjutan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME.

PTBA, PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals, Inc, sebelumnya telah menandatangani Pokok-Pokok Perjanjian Pembentukan Perusahaan Patungan Hilirisasi Mulut Tambang Batubara PTBA Peranap Riau, di Jakarta. Penandatanganan ini merupakan kelanjutan dari Nota Kesepahaman kerjasama hilirisasi batu bara menjadi dimethylether (DME) yang dilakukan oleh ketiga perusahaan ini pada 7 November 2018 di Allentown, Amerika Serikat.

Melalui perjanjian ini, PTBA, Pertamina dan Air Products bersepakat untuk mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di bidang bisnis pengolahan batu bara dan produk turunan batu bara. Sebelum pembentukan perusahaan, PTBA, Pertamina dan Air Products akan melakukan studi kelayakan bisnis dan komersial terlebih dahulu.

Melalui teknologi gasifikasi, batu bara akan diubah menjadi syngas yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk akhir (jadi). Rencananya, pabrik hilirisasi batubara ini akan dibangun di Peranap, Riau. Nantinya, PTBA akan menyuplai batu bara dari area tambang Peranap ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir yang akan dibeli oleh Pertamina. Sementara itu, optimasi desain teknologi pengolahan akan dilakukan oleh Air Products and Chemicals Inc.(RA)