JAKARTA – MedcoEnergi menegaskan tidak ada niatan untuk mengurangi aktivitas di sektor bisnis migasnya di tengah pandemi Covid-19 maupun tren rendahnya harga minyak dunia. Manajemen menargetkan produksi rata-rata migasnya tetap dikisaran diatas 100ribuan baret setara minyak per hari.

Hilmi Panigoro, Direktur Utama MedcoEnergi, mengungkapkan melalui akuisisi Ophir Energy plc pada 2019, MedcoEnergi saat ini diakui sebagai Perusahaan sumber daya alam terkemuka di Asia Tenggara dengan tingkat produksi migas di atas 100 ribu boe per hari.

Menurut dia, Medco tengah menghadapi masa yang penuh tantangan. Penurunan permintaan energi yang cepat dalam menghadapi peningkatan produksi minyak merupakan tantangan bagi industri.

“Namun, dengan tekad dan pengalaman, dan komitmen kami terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan, MedcoEnergi akan mendukung Pemerintah untuk menjaga pasokan energi nasional sambil terus tumbuh seperti yang sudah dibuktikan selama 40 tahun penjalanannya,” kata Hilmi, Rabu (10/6).

Sepanjang tahun lalu Medco masih rugi hingga US$27 juta pada 2019. Peningkatan produksi dari hasil akuisisi Ophir ternyata masih belum sebanding dengan kerugian yang diperoleh dari anak usaha lainnya, yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Sepanjang tahun lalu kerugian yang diperoleh Amman mencapai US$ 49 juta.

Sambil terus menjalankan aktivitas operasional secara normal perusahaan kata dia berkomitmen untuk menjaga keselamatan di wilayah kerja, menjaga keberlangsungan bisnis dengan mematuhi protokol kesehatan dan keselamatan COVID-19 dari Pemerintah. Perusahaan telah mendukung masyarakat di wilayah operasi dalam memerangi COVID-19 dengan menyalurkan miliaran rupiah dari dana Perusahaan dan kontribusi Pekerja yang telah didistribusikan oleh Medco Foundation.

“Perlengkapan medis dan kebutuhan pokok lainnya telah didistribusikan dan juga fasilitas laboratorium di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Fasilitas ini dibangun untuk mendukung pemerintah dan masyarakat guna mempercepat hasil tes COVID-19,” kata Hilmi. (RI)