JAKARTA — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendorong percepatan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), konservasi energi, dan penguatan sistem ketenagalistrikan sebagaimana amanat Perda No 5 Tahun 2023 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED).

Untuk itu, Pemerintah Kota Jakarta Barat melalui Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi menggandeng Institut Teknologi PLN (ITPLN) untuk mengimplementasikannya.

Wakil Rektor I ITPLN, Prof. Syamsir Abduh, menegaskan bahwa Jakarta memikul tanggung jawab sebagai role model nasional dalam penerapan kebijakan energi bersih.

“DKI Jakarta sebagai pusat ibu kota dan pusat bisnis harus menjadi contoh bagi daerah lain dalam menerapkan kebijakan energi nasional, khususnya pengembangan energi baru terbarukan dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Syamsir, (5/12/2025).

Menurutnya, tantangan energi Jakarta kian kompleks, mulai dari lonjakan kebutuhan listrik, ketahanan sistem kelistrikan, hingga peningkatan emisi dari sektor transportasi, gedung, dan industri. Karena itu, percepatan pemanfaatan EBT dan konservasi energi tak bisa lagi ditunda.

“Ini bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak,” ujarnya.

Syamsir menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan transisi energi. Pemerintah daerah, perguruan tinggi, industri, hingga masyarakat harus berjalan bersama.

“Persoalan energi tidak bisa diselesaikan satu bidang saja. Kita harus bahu-membahu, berbagi pengetahuan, teknologi, dan pengalaman,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Syamsir juga memperkenalkan kapasitas ITPLN sebagai perguruan tinggi yang fokus pada sektor energi. Saat ini ITPLN memiliki 19 program studi, empat fakultas, dua direktorat, program pascasarjana, serta program profesi. Menurutnya, potensi ini sangat relevan untuk mendukung program transisi energi di Jakarta.

“Karena kami berada di Jakarta Barat, sudah semestinya kolaborasi ini diperkuat. Kunjungan ini menjadi langkah awal untuk menjajaki kerja sama yang lebih konkret,” kata Syamsir.

Selain pengembangan EBT, audiensi juga menyoroti pentingnya edukasi keselamatan ketenagalistrikan di tingkat masyarakat. Syamsir menilai masih rendahnya kesadaran warga terhadap standar keamanan listrik kerap memicu kebakaran.

“Banyak kasus kebakaran karena korsleting dan penggunaan peralatan listrik yang tidak standar,” tegasnya.

Ia mencontohkan penggunaan stop kontak berlebihan yang melampaui kapasitas daya.

“Satu stop kontak dipakai untuk kulkas, pompa air, dan peralatan lain. Akhirnya panas dan terbakar. Ini hal sederhana, tapi dampaknya besar jika tidak dipahami,” kata Syamsir.

Karena itu, ITPLN mendorong penguatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) sebagai bagian dari edukasi energi.

“Program Kemendiktisaintek sekarang adalah pendidikan yang berdampak. Dampaknya harus terasa langsung di masyarakat,” ujarnya.

Melalui kolaborasi ini, Pemprov DKI Jakarta berharap seluruh pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang sama mengenai arah kebijakan energi, peluang implementasi EBT, serta langkah konkret meningkatkan efisiensi energi di berbagai sektor. Jakarta pun ditargetkan menjadi kota yang lebih hijau, cerdas, dan berkelanjutan.(RA)

Jakarta Kejar Transisi Energi, Pemkot Jakbar Gandeng ITPLN Kembangkan EBT