JAKARTA – Iklim investasi hulu migas di tanah dinilai terus menunjukkan tren positif dengan masih banyaknya minat para perusahaan asing untuk berinvestasi. Dari hasil roadshow pemerintah ke berbagai negara telah diraih beberapa kesepakatan studi eksplorasi awal di berbagai wilayah potensial.
Nanang Abdul Manaf, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi, mengungkapkan ada beberapa nama baru yang akan bergabung dengan nama-nama besar perusahaan migas dunia melakukan beberapa joint study di Indonesia.
Saat melakukan saat roadshow ke London, ada 30 investor hadir, termasuk perusahaan-perusahaan besar seperti BP, Shell, Equinor yang menandakan ada ketertarikan untuk melihat potensi migas di Indonesia.
“Enquest, sekarang ada joint study di daerah Papua. Bahkan ada yang newcomer, namanya Upland. Upland ini UK base ya, dan dia sudah request tiga blok migas,” kata Nanang beberapa hari lalu di Bogor.
Lebih lanjut menurut Nanang dari yang 10 wilayah yang di-study. Ada juga pendatang baru dari Taiwan, CPC Corporation. “Nah, mereka juga tertarik, bahkan minta langsung komunikasi dengan tim kami ya, untuk mendapatkan advisi,” ujarnya.
Muka-muka lama di industri migas tanah air juga terus berkomitmen untuk berinvestasi seperti ENI dengan BP berkolaborasi tertarik untuk satu area, serta tidak lupa pelat merah, Pertamina Hulu Energi juga mengkaji beberapa wilayah prospektif.
“Jadi, dari yang 10 yang kita study untuk akhir tahun ini benar-benar habis. Tinggal kita menyiapkan untuk tahun berikutnya yang sekitar 60,” jelas Nanang.
Sementara itu, Djoko Siswanto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menegaskan kedatangan para pemain baru di tanah air membuat SKK Migas optimistis dengan realisasi investasi hulu migas ke depan.
“Jadi tambahan sedikit selain perusahaan-perusahaan dari berbagai negara yang sebutkan Pak Nanang, ada juga dari Vietnam juga tertarik,” ungkap Djoko.
Dia menuturkan untuk investasi tahun 2025 itu sekitar pemerintah mematok tarrget sebesar US$ 16 miliar di sektor hulu migas. Djoko optimistis target tersebut bisa tercapai. Jumlah besar ditargetkan juga bisa terealisasi untuk tahun depan
“Dan tahun 2026 lebih kurang sama, tapi angkanya belum selesai, karena nanti finalnya itu ditandatangani di dalam program end budget, itu masih dalam proses, akhir tahun ini baru selesai. Kira-kira lebih kurang sama US$ 16 untuk tahun berikutnya,” kata Djoko. (RI)





Komentar Terbaru