JAKARTA – Tidak ada angin tidak ada hujan, tamparan keras kembali didapatkan oleh PT Pertamina (Persero). Kali ini datang dari “Si Koboy” Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang menilai perusahaan migas pelat merah itu tidak sungguh-sungguh dalam mewujudkan ketahanan energi melalui pembangunan kilang.
Padahal, menurut “Si Koboy” pembangunan kilang baru dibutuhkan untuk meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri guna mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM yang membebani kas negara.
“Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut (impor BBM)? Sudah puluhan tahun, kan? Kita pernah bangun kilang baru enggak? Enggak pernah. Sejak kecil sampai sekarang enggak pernah bangun kilang baru,” ujar Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Selasa (30/9).
Lebih lanjut Purbaya menegaskan bahwa saat masih bertugas di Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi pada 2018, rekomendasi pembangunan kilang sudah diberikan.
Dia menceritkan bahwa usulan itu langsung disambut Pertamina dan berjanji akan membangun tujuh kilang dalam lima tahun, namun sayangnya hingga kini tidak ada satu pun kilang yang dibangun. Bahkan untuk pengembangan kilang eksisting saja masih belum ada.
“Satu pun nggak jadi kan? Mereka (PT Pertamina) bilang, iya tapi ke depan akan jadi. Sampai sekarang nggak jadi. Yang ada malah beberapa dibakar, kan,” kata Purbaya.
Padahal, menurut Purbaya, saat itu sempat ada investor asal China yang menawarkan kerja sama pembangunan kilang. Dalam penawaran tersebut, Pertamina hanya diminta membeli produk kilang selama 30 tahun pertama. Setelah itu, kepemilikan kilang sepenuhnya akan dialihkan kepada Pertamina. Namun, tawaran itu ditolak karena Pertamina sudah merencanakan pembangunan tujuh kilang tersebut.
“Jadi, masalahnya bukan karena kita enggak bisa bikin atau enggak bisa bangun proyeknya, cuma Pertamina memang malas-malasan aja,” kata Purbaya.
Terlepas dari kritikan tajam Purbaya, nyatanya tahun ini sebenarnya ada satu proyek pengembangan kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) akan rampung 100%.
Berdasarkan data terakhir, progres fisik proyek telah mencapai sekitar 96% pada Agustus 2025. Fokus utama pengerjaan saat ini mencakup pembangunan unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Propylene Recovery Unit (PRU), serta pekerjaan revamp untuk mengintegrasikan unit lama dan baru.
Peningkatan kapasitas kilang yang menelan investasi sekitar US$7,4 miliar ini ditargetkan selesai penuh pada kuartal IV 2025.
Kilang Balikpapan diproyeksikan mulai beroperasi komersial setelah akhir 2025, dengan kapasitas meningkat jadi sekitar 360 ribu barel per hari serta menghasilkan BBM standar Euro V.





Komentar Terbaru