JAKARTA – PT Freeport Indonesia yang sekarang menjadi bagian dari Mining Industry Indonesia (MIND ID) akhirnya menyelesaikan produksi tambang terbuka (open pit) Grasberg, Papua pada 2019. Freeport selanjutnya akan fokus untuk beroperasi di tambang bawah tanah selama masa kontraknya 2×10 tahun hingga 2041 terhitung sejak 2021.

Berdasarkan keterangan resmi yang disampaikan Freeport McMoRan, pengelola sekaligus pemegang 49% saham Freeport Indonesia selama 30 tahun beroperasi dan  di open pit Grasberg sudah memproduksi 27 juta pon tembaga konsentrat.

“Serta 46 juta ounce emas dalam 30 tahun pada periode 1990 hingga tahun 2019,” kata Richard Adkerson dalam keterangan resmi perusahaan, Senin (27/1).

Adkerson mengatakan penambangan bawah tanah Grasberg Block Cave (BCG) dipastikan akan lebih optimal pada tahun ini. Produksi Freeport Indonesia secara bertahap akan terus meningkat seiring dengan mulai maksimalnya operasional tambang bawah tanah.

GBC juga menurut Adkerson menjadi salah satu tulang punggung produksi Freeport Indonesia ke depan lantaran cadangannya terbilang besar. “Cadangan dari GBC  berjumlah 17,2 miliar pon tembaga konsentrat dan 14,2 juta ounce emas pada 31 Desember 2019, mewakili sekitar setengah dari total cadangan tembaga dan emas PTFI,” ungkap Adkerson.

Produksi tembaga GBC tahun ini ditargetkan mencapai 30 ribu ton per hari kemudian diproyeksi terus alami peningkatan secara bertahap hingga ke kinerja normal seperti saat penambangan dilakukan di open pit.

“Lebih dari 60 ribu metrik ton bijih per hari pada 2021 dan 130 ribu metrik ton bijih per hari pada tahun 2023,” kata Adkerson.

Pada tahun lalu produksi tembaga dan emas Freeport Indonesia Turun tajam jika dibandingkan dengan produksi 2018. Realisasi produksi konsentrat tembaga tahun 2019 hanya 607 juta pon atau anjlok 47,6% jika dibanding dengan produksi konsentrat pada 2018 yakni sebesar 1,16 miliar pon.

Selain produksi konsentrat tembaga, produksi emas Freeport Indonesia juga turun. Sepanjang tahun lalu produksi emas 863 ribu ounce jauh dibawah realisasi pada  2018 yang mencapai 2,416 juta ounce.(RI)