JAKARTA – PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) memutuskan untuk secara perlahan meninggalkan bisnis tambang batu bara. Ada tiga bisnis yang jadi pilar utama perusahaan ke depan yakni waste management, Energi Baru Terbarukan (EBT) serta ekosistem kendaraan listrik khususnya roda dua.

Juli Oktarina, Director dan CFO TBS mengungkapkan bahwa untuk mengubah bisnis model tersebut perusahaan mengkalkulasikan kebutuhan investasi mencapai US$600 juta hingga tahun 2030 kebutuhan paling besar nantinya diperkirakan untuk membiayao bisnis waste management karena itu juga yang dalam waktu dekat yang diutamakan.

“Dari 2026 sampai 2030 itu kan sekitar US$600 itu. Tapi kalau 2026-nya ya lebih ke arah buat yang waste management sih,” kata Juli setelah sesi acara TBS Re/define, di Jakarta, Rabu (12/11).

Juli menegaskan pengelolaan sampah yang diusung TBS bukan hanya sekedar membakar sampah tapi bisa menghasilkan banyak value chain-nya. “Jadi pengelolaan sampahnya, dari mulai recycling. Banyak bisnis turunan yang bisa dikembangkan,” ungkap Juli.

Untuk jalankan perubahan model bisnis selain dibutuhkan tidak hanya biaya tapi juga manusia. Untuk TBS ambil bagian dalam peningkatan kapasitas SDM.

Mengawali bisnis barunya, TBS turut menggandeng generasi muda yang diharapkan memiliki ide baru di sektor energi ramah lingkungan melalui kompetisi inovasi bertajuk TBS Greenovate: Bright Ideas for Clean Energy, hasil kolaborasi antara TBS, Gandeng Foundation dan TBS Foundation yang menjadi wadah bagi pelajar SMA dan mahasiswa untuk menuangkan ide kreatif dan strategis dalam menghadapi tantangan nyata di sektor energi.

Total 179 tim dimana 18 tim diataranya adalah tim dari tingkatan SMA yang ambil bagian beradu ide dan inovasi.

TBS Greenovate bertujuan untuk menumbuhkan semangat inovasi dan melahirkan solusi berdampak yang relevan dengan kebutuhan dunia yang terus berkembang menuju masa depan berkelanjutan.

Mengusung tema “Powering the Transition to a Net Zero Future”, kompetisi ini mendorong peserta mengeksplorasi cara-cara inovatif mempercepat transisi energi terbarukan melalui dua tahap: pengumpulan ide awal dan presentasi final di hadapan dewan juri pada 12 November 2025.

Dimas wibowo, President Director Energi Baru TBS, menyatakan ajang ini jadi wadah bagi pemikiran segar generasi muda yang sudah concern dengan kondisi energi dan lingkungan. Dengan antusiasme tinggi dari peserta menurutnya bisa terlihat bahwa tansisi energi bukan sekedar wacana. “Indonesia butuh lebih dari sekedar teknologi investasi butuh imajinasi ide-ide segar,” ujar Dimas.