JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menargetkan 100% sumber listrik di Indonesia berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Target ini diharapkan bisa tercapai dalam 10 tahun atau bahkan lebih cepat. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Paripurna DPR-RI Ke-1 Tahun Sidang 2025/2026 dan RAPBN Anggaran 2026 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

“Target 100% EBT mulai dari sekarang sangat mungkin dipenuhi jika ada leadership yang jelas dalam mendorong. Selama ini target energi terbarukan 23% tahun 2025 sebagaimana sasaran bauran energi nasional dalam KEN tidak terpenuhi karena tidak adanya leadership yang jelas dan tegas dalam mengembangkan energi terbarukan,” ungkap Dr. Surya Darma, Ketua Pusat Studi Energi Terbarukan Indonesia (ICRES), kepada Dunia Energi, Kamis(21/8).

Menurut Surya Darma, untuk mengembangkan energi terbarukan diperlukan adanya kepastian hukum dan kepastian berusaha karena proyek energi terbarukan adalah usaha jangka panjang yang memerlukan adanya kepastian.

Ia menyebut bahwa pengalaman selama ini, kepastian ini sulit didapat karena seringnya regulasi berubah-ubah. Demikian juga dengan dengan dukungan Pemerintah dalam mendorong agar pengembangan energi terbarukan dilaksanakan dengan memerhatikan harga energi yang memiliki keekonomian yang memadai juga tidak menjadi perhatian. Akibatnya, proyek energi terbarukan sulit mendapatkan pendanaan dari para investor.

“Karena itu, perlu adanya perlakuan yang adil dalam mengembangkan energi termasuk dalam pemberian subsidi. Bahkan dalam keadaan tertentu, justru energi terbarukan yang harus mendapatkan insentif yang lebih baik agar bisa menarik investasi,” kata Surya Darma.