JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) optimistis ExxonMobil Cepu Limited bisa mempertahankan produksi di level 180 ribuan barel per hari hingga akhir tahun ini. Produksi lapangan Banyu Urip memang sudah naik signifikan pada akhir Juni lalu setelah adanya tambahan produksi dari Proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang dipercepat 10 bulan dari perencanaan.
Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, menegaskan Exxon memang diharapkan bisa memproduksikan minyak di level tertinggi 180 ribuan bph dalam jangka waktu yang lama.
Dia menuturkan Exxon pasti sudah mengevaluasi secara keteknikan baik itu dari sisi reservoir atau dari sisi fasilitasnya untuk bisa memproduksikan minyak secara maksimal.
“Karena memang keubuthan dari sisi kita itu sendiri kan, karena Exxon sebagai produser terbesar dari minyak saat ini kan memang sangat kritikal,” kata Hudi saat ditemui di Jakarta belum lama ini.
Dengan kemampuan yang dimiliki Exxon, SKK Migas meyakini produksi lapangan Banyu Urip sebesar 180 ribu bph bisa bertahan paling tidak sampai akhir tahun ini sehingga target produksi sesuai dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) bisa tercapai.
“Jadi makanya upaya-upaa pasti kita akan lakukan untuk memastikan supaya kontribusi dari Exxon itu yang seoptimal mungkin. Salah satu upayanya adalah dengan kemarin, penambahan produksi. Diupayakan itu akan dimaintain di kisaran kalau engga salah 180 ribu bph,” jelas Hudi.
Sebelum penambahan produksi, Lapangan Banyu Urip memproduksi 150.000 barel per hari. Kini, angkanya naik menjadi 180.000 barel atau setara dengan 25 persen lifting minyak nasional. Proyek BUIC sendiri mencakup pengeboran empat sumur produksi baru, dilaksanakan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia menggunakan rig canggih buatan dalam negeri.





Komentar Terbaru