JAKARTA – Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Minyak Irak sepakat untuk meningkatkan kerja sama sektor migas. Salah satunya adalah dengan meningkatkan peran Pertamina di Irak melalui kegiatan eksplorasi di green field.

Saat ini Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui Pertamina International EP (PIEP) memiliki participating interest sebanyak 20% di salah satu lapangan minyak Irak. Pemerintah Irak mengundang Indonesia melalui Pertamina untuk tidak saja mengelola lapangan minyak yang telah berproduksi, tetapi juga menjajaki eksplorasi lapangan minyak ‘hijau’ dalam kerangka Joint Venture.

Pembahasan penguatan kerja sama strategis di sektor minyak dan gas bumi antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Irak memang diarahkan untuk melibatkan PT Pertamina International EP (PIEP) sebagai pelaksana operasional di sektor hulu migas, khususnya dalam mendukung pengembangan lapangan migas di Irak.

Yuliot, Wakil Menteri ESDM menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, berkelanjutan, serta memberikan nilai tambah bagi kedua negara.

Dia berharap kerja sama ini tidak saja membawa kesejahteraan bagi kedua negara, tetapi juga mempererat hubungan kerja sama antarnegara muslim.

“Pemerintah Indonesia berkomitmen mendorong kerja sama migas yang saling menguntungkan dan berkelanjutan, tidak hanya untuk memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi kedua negara melalui peningkatan kapasitas dan transfer pengetahuan,” ujar Yuliot dalam keterangannya, Selasa (16/12).

Kerja sama Indonesia-Irak di sektor migas saat ini tengah dipersiapkan melalui kerangka Memorandum of Understanding (MoU) antarpemerintah yang telah disampaikan kepada pihak Irak melalui mekanisme diplomatik dan saat ini berada dalam proses pembahasan.

Adapun ruang lingkup kerja sama yang dibahas mencakup fasilitasi perdagangan dan investasi migas, peningkatan alih teknologi dan pertukaran keahlian, pelaksanaan penelitian bersama serta kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Selain itu, kerja sama juga diarahkan untuk membuka peluang partisipasi badan usaha milik negara Indonesia dalam proyek migas di Irak serta memperkuat koordinasi antarinstansi kedua negara. Adapun kerja sama lain yang juga dibahas meliputi peningkatan kapasitas (diklat dan universitas), studi dan pengelolaan data seismik, serta pengeboran.

“Adanya MoU di bidang migas dan energi akan membuka peluang kerja sama yang lebih besar antara kedua negara di bidang energi,” ujar Deputy Minister of Upstream Affairs Irak Basim Mohammed Kudhair. (RI)