JAKARTA – PT Pertamina (Persero) Berencana untuk melepas bisnis penerbangannya yang sebenarnya baru dibangun dalam beberapa tahun terakhir. Pelita Air saat ini tengah dievaluasi untuk dilego ke Garuda Indonesia.

Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama Pertamina menjelaskan bahwa Pertamina akan lebih fokus kepada core bisnis Pertamina pada bidang migas serta renewable energy atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT). “Sebagai contoh untuk airline kami, Kita sedang penjejakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia,” kata Simon saat rapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9).

Menurut Simon, proses pelepasan anak perusahaan yang bukan bagian dari core bisnis Pertamina sudah dibahas juga oleh Danantara. Nantinya akan ada clusters lagi dengan perusahaan – perusahaan lain dibawah Badan Usaha Milik Negara yang sejenis.

“Untuk beberapa usaha, kami akan spin off dan mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara Akan kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis,” ujar Simon.

Lebih lanjut, Simon menuturkan beberapa sektor bisnis Pertamina lain yang tidak dalam core bisnis juga disiapkan untuk dilepas. Misalnya asuransi kesehatan atau property.

Begitu juga untuk sektor insurance, sektor pelayanan kesehatan, hospitality, patrajasa tentunya akan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara,” kata Simon.

Restrukturisasi Pertamina makin mencuat tatkala perampingan juga dilakukan pada subholding-nya. Merger akan dilakukan antara PT Kilang Pertamina International (KPI) atau Subholding Refining & Petrochemical, kemudian PT Pertamina International Shipping (PIS) sebagai Subholding Integrated Marine and Logistics serta PT Pertamina Patra Niaga (PPN) sebagai Subholding Trading and Commercial Pertamina.