JAKARTA – Produksi minyak pertama di Indonesia melalui Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) secara komersial ditargetkan akan terealisasi pada pertengahan tahun 2026. Saat ini program CEOR merupakan program CEOR yang paling maju atau terdepan yang akan mendapatkan hasil.

Eviyanti Rofraida, Corporate Secretary Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengungkapkan saat ini CEOR di Rokan tengah dikerjakan di lapangan Minas dan rencananya akhir tahun nanti program tersebut akan memasuki tahapan sangat penting yakni injeksi cairan kimia ke reservoir.

“Ini masih stage 1 aspek mulai komersial Desember 2025. Ini jadi pertama di Indonesia secara komersial penerapan Chemical EOR,” ungkap Evy saat berbincang dengan awak media, Kamis (24/7).

Chemical EOR merupakan langkah akhir yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak dengan cara menginjeksikan cairan kimia ke dalam reservoir untuk mengektraksi kandungan minyak yang terjebak dalam lapisan batuan perut bumi.

PHR menggandeng PT Pertamina Lubricants (PTPL) baru saja menginjeksikan surfaktan PHR24 untuk Proyek Balam South Simple Surfactant Flood atau SSF Stage-1 (Pattern 353) pada awal Juli lalu.

Surfaktan PHR24 merupakan hasil pengembangan PHR yang telah melalui proses riset dan optimasi formula sebagai solusi CEOR yang efisien dan adaptif terhadap kondisi reservoir lokal. Formula ini menjadi bagian dari intellectual property milik PHR, sementara PTPL turut berperan sebagai mitra teknis dalam mengeksekusi proses blending, Quality Assurance/Quality Control (QA/QC), netralisasi, hingga distribusi slug surfaktan ke lokasi proyek.

Proses injeksi perdana dilakukan pada Rabu, 2 Juli 2025 di Sumur Injeksi Balam South BL#353, Bangko, Rokan Hilir – Riau.

Sementara itu, Agus Masduki, Senior Petroleum Engineer Chemical PHR mengatakan bahwa proyek ini diharapkan dapat menambah puncak produksi minyak di Lapangan Minas hingga 2.800 barel per hari (bph).

“Itu belum full scale. Kalau full scale itu targetnya 2028. Tambahan bisa 30 ribu sampai 50 ribu. Itu lapangan Minas paling besar kontribusinya,” ujarnya.

Agus mengatakan meskipun proyek CEOR Lapangan Minas Tahap-1 ini ditargetkan dapat dimulai pada Desember 2025. Namun demikian, penambahan produksi diperkirakan baru mulai terealisasi sekitar Juni 2026.  “Jadi bertahap tidak langsung naik. Selain itu angka 2.800 bph itu puncak produksinya,” ujar Agus.