JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatatkan kinerja positif sepanjang periode semester I 2025, ditandai dengan adanya pertumbuhan pendapatan sebesar 97%, laba usaha 209%, dan laba bersih 136%. Dalam laporan keuangan yang terkonsolidasi untuk periode semester I 2025, BRMS mencatatkan pendapatan sebesar US$120 juta, laba usaha sebesar US$ 50 juta, serta laba bersih sebesar US$ 22 juta.
”Peningkatan kinerja keuangan BRMS tersebut disebabkan oleh 2 faktor utama. Pertama, produksi emas kami naik sebesar 46% dari 26.744 oz di H1 2024 menjadi
38.993 oz di H1 2025. Kedua, harga jual emas juga meningkat sebesar 38% dari $ 2.209 di H1 2024 menjadi $3.045
di H1 2025,” ungkap Charles Gobel, Direktur & Chief Financial Officer BRMS, Rabu(30/7).

Diketahui anak usaha BRMS, PT Citra Palu Minerals (CPM) telah memulai operasi pushbacks nya di area penambangan terbuka River Reef di Poboya, Palu. Pekerjaan pushbacks atas penambangan emas terbuka tersebut telah dimulai pada Q2 2025 dan diharapkan dapat selesai di Q3 2025.
Selama periode kegiatan pushbacks tersebut, CPM tidak memiliki pilihan kecuali melakukan penambangan di area tertentu saja yang tidak terdampak oleh operasi pushbacks terkait. Hal ini dapat menyebabkan kandungan emas dalam bijih yang sedang ditambang dapat berfluktuasi untuk selama periode kegiatan pushbacks tersebut (Q2 – Q3 2025). Kegiatan penambangan oleh CPM diharapkan dapat kembali normal dengan kandungan emas yang lebih tinggi pada kuartal IV 2025 nanti.
“Kadar emas dalam bijih yang kami tambang sepanjang periode Q2 – Q3 2025 akan berfluktuasi dikarenakan kami hanya bisa menambang di area tertentu yang tidak terdampak kegiatan operasi pushbacks. Rata -rata kadar emas dalam bijih yang kami proses pada Q2 2025 adalah sekitar 1,4 g/t, yang mana sedikit lebih rendah dari kadar emas dalam bijih yang diproses pada Q1 2025 (1,6 g/t). Oleh karenanya, produksi emas di Q2 2025 sedikit menurun dari produksi emas pada kuartal sebelumnya,” kata Damar Kusumanto, Direktur Utama CPM.
Setelah operasi pushback tersebut selesai, diharapkan dapat kembali menambang bijih dengan kandungan emas yang lebih tinggi di area baru yang tersedia pada kuartal IV 2025.
”BRMS berhasil membukukan produksi emas sekitar 64.000 oz di tahun 2024. Kami berharap untuk dapat mencapai produksi emas sebesar 68.000 – 73.000 oz di sepanjang tahun 2025 ini, yang mana lebih tinggi dari tahun lalu,” ujar Damar.
Proyek Tambang Emas Bawah Tanah di Poboya, Palu
Konstruksi tambang emas bawah tanah di Poboya, Palu, telah mengalami kemajuan. Pembangunan pintu masuk (portal) ke mulut tambang emas bawah tanah telah diselesaikan dengan baik. Terowongan (decline) dalam tambang bawah tanah sudah mencapai kedalaman lebih dari 200 meter.
PT Macmahon Indonesia, kontraktor tambang di Poboya, Palu, menargetkan tambang emas bawah tanah tersebut dapat mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2027.
”Kami berencana untuk dapat memulai penambangan di prospek tambang emas bawah tanah dengan kandungan emas yang tinggi tersebut (4,9 g/t) pada semester kedua tahun 2027. Kandungan emas yang tinggi tersebut akan terlihat dalam peningkatan produksi emas yang signifikan di akhir tahun 2027,” kata Agus Projosasmito, Direktur Utama & Chief Executive Officer BRMS.





Komentar Terbaru