JAKARTA – Kilang Pertamina Internasional (KPI) mencatatkan kinerja operasional yang positif hingga semester I 2025 ini mampu mengolah minyak mentah mencapai 158,6 juta barrel.

Milla Suciyani, Pjs. Corporate Secretary KPI, mengatakan pada paruh pertama tahun 2025, KPI berhasil melampaui sejumlah target operasional yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari minyak mentah yang diolah tersebut, lanjut Milla, KPI berhasil mencapai angka yield valuable product sekitar 84%. Pencapaian ini berada di atas target yang telah ditetapkan.

“Sebagai bagian dari ketahanan energi nasional, kami menyadari tanggung jawab kami untuk menghasilkan produk BBM dan Non BBM yang menjadi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, mengoptimalkan operasi kilang sesuai dengan target yang telah ditetapkan mencerminkan kontribusi strategis KPI dalam menjaga ketahanan energi nasional. Dan tentunya, ini adalah buah dari sinergi semua pihak, tidak hanya internal KPI namun juga dukungan para pemangku kepentingan,” ujar Milla dalam keterangannya, Kamis (4/9).

KPI mengupayakan operasi dengan penggunaan energi yang semakin efisien. Energy Intensity Index (EII) KPI berada di angka 105, lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam RKAP, yakni 107.

Angka ini menunjukkan efisiensi penggunaan energi dalam pengolahan minyak di kilang. Semakin rendah nilai EII, maka semakin efisien kilang dalam mengonsumsi energi untuk menghasilkan produk bahan bakar dan petrokimia.

Milla menuturkan, efisiensi tersebut juga berkaitan dengan program dekarbonisasi yang dijalankan KPI, terutama dalam proses pengolahan. Hal berpengaruh pada reduksi emisi kumulatif KPI hingga Juni 2025, dimana KPI berhasil mereduksi emisi hingga 205 ribu ton CO2 ekivalen, lebih tinggi dari target sebelumnya sebesar 157 ribu ton CO2 ekivalen.

“Pencapaian PAF dan EII menunjukkan KPI tak hanya unggul dalam produksi, tapi juga andal dalam pengelolaan kilang. Angka tersebut sekaligus menunjukkan betapa solid dan terpeliharanya aset-aset kilang milik KPI, untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat,” ungkap Milla.