JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan proses penyelematan karyawan PT Freeport Indonesia  yang terjebak  longsor tambang bawah tanah bisa diselesaikan dalam waktu dekat.

Yuliot Tanjung, Wakil Menteri ESDM, menyatakan sejauh ini tim khusus dari pemerintah  sudah dikirimkan ke lapangan guna mengkoordinasikan proses penyelamatan dengan pihak Freeport Indonesia.

“Jadi tim kami sudah berangkat ke Papua. Itu yang pertama. Yang kedua, kami harus melakukan penyelamatan karena ada tujujuh  karyawan yang terjebak akibat longsoran tadi. Jadi dari tim lapangan, kemarin menargetkan 30 jam paling lambat sudah bisa teratasi. Jadi tim Kementerian lagi ada di lapangan,” kata Yuliot, yang ditemui Dunia Energi, di Jakarta, Rabu (10/9).

Freeport Indonesia mengakui insiden ini telah menutup akses ke area tertentu di tambang. Freeport menyebutkan longsoran terjadi sekitar pukul 22.00 Waktu Indonesia Timur (WIT) pada 8 September 2025.

Disebutkan lokasi longsor itu di area Grasberg Block Cave, dimana insiden ini telah menutup akses ke area tertentu di tambang, sehingga “membatasi rute evakuasi untuk tujuh pekerja”.

Kasus longsor di tambang bawah tanah milik Freeport bukan yang pertama terjadi.  Pada 14 Mei 2013, pernah terjadi longsor di terowongan Big Gossan yang menyebabkan 28 orang meninggal dunia.  Insiden tersebut memicu desakan dari berbagai pihak untuk menghentikan operasi tambang bawah tanah di Freeport dan investigasi mendalam terhadap sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perusahaan.(RI)