JAKARTA – Produksi minyak bumi di salah satu blok minyak terbesar di Indonesia, Blok Cepu, menjelang akhir tahun ternyata sempat berhenti selama empat hari. Hal ini disebabkan oleh adanya kebocoran pipa penyaluran minyak.

Taufan Marhaendrajana, Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengungkapkan sempat terjadi leak (kebocoran) di pipa ExxonMobil Cepu Limited (ECML) selama beberapa hari. Untungnya masalah tersebut bisa ditangani dengan baik oleh operator blok Cepu. “Minggu lalu selama empat hari ECML produksi terdampak bocor,” kata Taufan, kepada Dunia Energi, Kamis (18/12).

Meskipun hanya empat hari berhenti, secara total jumlah minyak yang gagal diproduksi sangat besar. “Sekitar 600 ribu barel infonya (produksi Blok Cepu berkurang selama empat hari),” ungkap Taufan.

Menurut Taufan, produksi Blok Cepu sempat mengalami peningkatan. Hal ini sangat positif karena bisa menambal kekurangan produksi akibat berhenti beroperasinya tiga lapangan migas milik Pertamina karena terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera yakni Lapangan Rantau, Pangkalan Susu serta NSO.

Blok Cepu merupakan andalan produksi minyak secara nasional dengan rata-rata produksi 150 ribu – 180 ribu barel per hari (BPH). Untuk itu masalah sedikit saja terjadi maka akan berdampak pada produksi minyak secara nasional.

Meskipun Taufan masih optimistis target produksi minyak tahun ini sesuai APBN 2025 sebesar 605 ribu BPH bisa tercapai. “Mudah-mudahan masih bisa terkejar target sampai akhir tahun 2025,” ujar Taufan.(RI)