JAKARTA – Institut Teknologi PLN (ITPLN) menegaskan komitmennya dalam penyiapan SDM pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Hal ini ditegaskan dalam forum ilmiah dunia, Asia Nuclear Business Platform (ANBP) 2025 di Jakarta.

Ketua Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development (GINEST) ITPLN, Agus Puji Prasetyono memastikan, Indonesia perlu mengintegrasikan tenaga nuklir sebagai bagian dari bauran energi nasional untuk mendukung ketahanan energi, emisi rendah, dan pertumbuhan jangka panjang.

“Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama Indonesia dengan kapasitas 500 Megawatt (MW) pada tahun 2032 dan 2033,” ujar Agus yang juga Co-Host ANBP 2025, Rabu(10/12/2025).

Menurutnya, Indonesia sedang membangun ekosistem komprehensif untuk program nuklir yang bertanggung jawab. Saat ini, tegasnya, Indonesia sedang melakukan penguatan regulasi dan kerangka kerja agar bisa mengatasi pengembangan teknologi canggih.

“Kemudian penyelarasan kelembagaan: Melalui koordinasi antara pemerintah, utilitas, dan lembaga penelitian. Lalu pembentukan NEPIO: Rencana untuk mendirikan National Nuclear Energy Program Implementing Organization (NEPIO) guna mendukung inisiatif tenaga nuklir,” kata mantan Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) itu.

Tak kalah penting, tegasnya, seluruh pemangku kepantingan harus saling berkolaborasi dalam membangun kepercayaan publik yang berkelanjutan (sustained public trust) terkait proyek nuklir ini. Salah satunya dengan cara meningkatkan kesadaran publik dan penerimaan; melakukan upaya transparansi dan keterlibatan pemuda (youth engagement); serta membangun stabilitas jangka panjang melalui kerangka kerja keuangan, manajemen risiko, dan kemitraan kolaboratif antara sektor publik dan swasta.

Dalam kesempatan itu, hadir juga Wakil Rektor I ITPLN, Prof. Syamsir Abduh, jajaran GINEST ITPLN dan sejumlah mahasiswa ITPLN serta tamu undangan lainnya. Pelibatan mahasiswa dalam forum dunia ini, kata Prof. Syamsir, menunjukkan komitmen ITPLN sebagai kampus transisi energi dalam keberhasilan proyek PLTN nanti.

“ANBP 2025 ini menjadi momen pertukaran serta jadi landasan percepatan kerja sama regional dan global untuk mencapai masa depan energi yang aman, bersih, dan berkelanjutan,” kata Prof. Syamsir.

Sekretaris Jenderal GINEST ITPLN, Nadia Paramita mengungkapkan, ITPLN berkomitmen menyiapkan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) nuklir di Indonesia. Dia memperkirakan, kebutuhan SDM nuklir mencapai hingga 6.000 tenaga ahli baru.

Menurutnya, kompetensi yang dibutuhkan dalam pengembangan nuklir di masa depan tidak terbatas pada ilmu teknologi nuklir.

“SDM nuklir harus memahami sains, regulasi, manajemen kelembagaan, komunikasi publik, hingga etika profesional. Kolaborasi transdisiplin dengan bidang energi terbarukan, kebijakan energi, dan ekonomi energi juga sangat penting. Dalam hal ini, ITPLN sudah menyiapkan sinergitas dengan pembentukan member of Nuclear Youth Forum ITPLN untuk menaungi kegiatan mahasiswa bidang nuklir, katanya.

Di Forum Dunia, ITPLN Tegaskan Kesiapan SDM untuk Pembangunan Nuklir di Indonesia