JAKARTA – Indonesia kini memasuki tahap di mana hilirisasi tidak lagi hanya soal menambah nilai ekspor, tetapi membangun ekosistem industri yang berkelanjutan dan terintegrasi dari hulu ke hilir. Dari sini, Indonesia memperoleh nilai tambah dan daya saing yang jauh lebih kuat. Demikian disampaikan Ahmad Faisal Suralaga, Direktur Strategi dan Tata Kelola Hilirisasi Kementerian Investasi/BKPM, saat diskusi “Memaksimalkan Manfaat Ekonomi dan Sosial dari Transisi Kendaraan Listrik” yang digelar dalam rangkaian Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025 di Jakarta International Convention Center, Sabtu(11/10/2025).

“Ke depan, tantangannya adalah memperkuat ekosistem dalam negeri agar manfaat ekonomi ini terus berlipat,” ujar Ahmad Faisal Suralaga.

Dimas Muhamad, Deputi Koordinator Sekretariat Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, menekankan pentingnya arah kebijakan hilirisasi industri kendaraan listrik, orientasi pada inovasi dan nilai tambah manusia.

“Hilirisasi telah menghasilkan berbagai capaian, namun kita tidak boleh berpuas diri. Hilirisasi adalah alat, bukan tujuan. Saat ini, industri baterai Indonesia seolah bertumpu pada kekayaan alam kita khususnya nikel, ke depannya harus digerakkan bukan oleh apa yg ada di bawah tanah Indonesia tapi inovasi manusia yang berada di atasnya—riset, teknologi, dan kreativitas,” ujarnya.

Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, sebagai integrator ekosistem industri baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) pertama di Asia, baru saja meresmikan enam proyek terintegrasi dengan US$5,9 miliar.

Proyek ini merupakan hasil kolaborasi lintas entitas dalam Anggota Grup MIND ID, yakni PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM), Indonesia Battery Corporation (IBC), serta Konsorsium CATL, Brunp, dan Lygend (CBL). Proyek mencakup sektor hulu hingga hilir industri baterai EV, berlokasi di Kawasan FHT Halmahera Timur dan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang.

Kementerian ESDM memperkirakan proyek ini akan menyerap sekitar 8.000 tenaga kerja secara langsung dan menciptakan lapangan kerja tidak langsung bagi kurang lebih 35.000 orang, dan akan mampu menjadi penggerak ekonomi daerah.

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) mengapresiasi langkah Grup MIND ID yang proaktif melibatkan kontraktor lokal dalam proyek strategis nasional pengembangan ekosistem industri baterai EV di Indonesia.

Keterlibatan kontraktor lokal telah sejalan dengan semangat pemerintah dalam mewujudkan pemerataan ekonomi melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal di daerah.

“Proyek strategis akan semakin memperkuat perekonomian nasional dengan melibatkan pengusaha dan kontraktor lokal. Hal ini adalah wujud nyata dari upaya memastikan manfaat proyek nasional sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia,” kata La Ode Safiul Akbar, Sekretaris Jenderal Gapensi.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan multiplier effect dari pertumbuhan ekonomi mencapai sekitar US$40 miliar per tahun, dan akan terus naik seiring dengan permintaan baterai EV setiap tahunnya.

Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, Bahlil menyampaikan para perusahaan pelaksana program hilirisasi akan konsisten memperkuat nilai tambah bagi ekonomi pusat sekaligus perkembangan ekonomi daerah.

“Adil untuk pengusaha daerah, adil juga untuk masyarakat, dan adil juga untuk pemerintah daerah. Tidak semuanya dibawa ke Jakarta,” uajr Bahlil.(RA)