JAKARTA – Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) akhirnya mempunyai pimpinan baru setelah Komisi VII DPR menetapkan Erika Retnowati sebagai kepala BPH Migas menggantikan M Fanshurullah Asa. Erika adalah perempuan pertama yang menjadi orang nomor satu di lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan hilir migas. Pada tiga masa jabatan sebelumnya, Kepala BPH Migas dipimpin laki-laki,  yaitu  Tubagus Haryono (dua periode, 2003-2011), Andy Noorsaman Sommeng  (2011-2015) dan Fanshurullah (2017-2021).

Penetapan Erika diputuskan dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR setelah melakukan Fit and Proper Test terhadap 18 calon kepala dan anggota komite BPH Migas. Erika akan menjabat sebagai kepala BPH Migas hingga 2025.

Erika sebenarnya bukan wajah baru di sektor energi. Dia merupakan kepala Biro Keuangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak 2015.

Sebelum bekerja di Kementerian ESDM, Erika kaya akan pengalaman menjadi seorang akuntan. Dia pernah menjadi akuntan Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian, BPKP pada 2000-2015 serta akuntan di Deputi Pengawasan BUMN dan BUMD , BPKP tahun 1992-2001. Karir akuntannya bermula pada Deputi Pengawasan pada 1985-1988.

Wanita kelahiran Mataram 20 Juli 1963 ini menyelesaikan pendidikan S1 di STAN dan melanjutkan pendidikannya di Program Magister FISIP Universitas Indonesia, Kekhususan Administrasi dan Kebijakan Perpajakan.

Tantangan BPH Migas di bawah kepemimpinan Erika cukup berat. Selain soal masa depan BPH Migas terkait dengan akan direvisinya UU No 20 Tahun 2001 tentang Minyak Gas Bumi, banyak pekerjaan rumah tinggalan Komite BPH Migas sebelumnya yang harus mendapat perhatian. Selain soal infrasruktur pipa gas, BPH Migas juga fokus implementasi jaringan gas. Di luar itu, kelanjutan BBM Satu Harga dan soal hubungan kelembagaan BPH Migas dengan Ditjen Migas Kementerian ESDM yang terkesan masih tumpang tindih.  (RI)

Berikut kepala dan anggota komite BPH Migas yang baru :

Kepala BPH Migas : Erika Retnowati

Anggota Komite

  1. Abdul Halim
  2. Basuki Trikora Putra
  3. Eman Salman Arief
  4. Harya Adityawarman
  5. Iwan Parsetya Adhi
  6. Saleh Abdurrahman
  7. Wahyudi Anas
  8. Yapit Sapta Putra