JAKARTA – Pemerintah harus bersiap antisipasi produksi gas Masela yang saat ini sudah memasuki tahapan Front End Engineering Design (FEED). Ini merupakan tahapan paling maju dari proyek yang sudah berjalan selama hampir dua dekade lamanya.
Hadi Ismoyo, Praktisi Migas dan mantan Sekretaris Jendral Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), menilai momentum berlanjutnya proyek Abadi Masela harus juga ditandai dengan adanya persiapan dari pemerintah terutama dari sisi infrastruktur yang nanti akan digunakan untuk mendistribusikan gas ke berbagai wilayah yang selama ini alami kekurangan pasokan gas.
“Secara Paralel, Pemerintah dihimbau untuk membangun Infrastruktur gas yang massive dan aggrrssive, sehingga bisa dimaksimalkan utilisasi untuk industri dalam negeri dengan harga terjangkau,” kata Hadi kepada Dunia Energi, Selasa (9/9).
Lebih lanjut, untuk bisa memaksimalkan penggunaan gas nantinya juga bisa dibangkitkan lagi Program Konversi BBM to Gas agar serapan dalam negeri maksimal dan efesien.
Hadi berharap FEED bisa diselesaikan tepat waktu apalagi pihak INPEX menegaskan secara paralel proses Final Investment Decision (FID) juga sudah berjalan.
“Semoga dengan adanya FEED ini, FID tidak terkendala lagi. Secara paralel sebelum EPCI seyogyanya GSA sudah bisa diselesaikan sehingga tidak menghambat FID,” ungkap Hadi.
Salah satu poin krusial dalam pengembangan gas adalah kesiapan penyerapan atau konsumen. Pemerintah dan pihak INPEX harus bisa segera memastikan GSA (Gas Sales Agreement) dengan Offtaker yang genuine. “Kami mendengar PLN, PGN dan juga offtaker dari LN juga ambil bagian sebagai Offtaker LNG Masela,” ujar Hadi.
Proyek Lapangan Gas Abadi menempati posisi istimewa di antara proyek-proyek migas yang tengah dikembangkan. Seperti diketahui, lapangan ini memiliki cadangan gas sekitar 18,54 TCF. Setelah beroperasi penuh, kapasitas produksinya akan mencapai 9,5 MTPA LNG, 150 MMSCFD gas pipa, serta sekitar 35.000 BOPD kondensat.
Sejalan dengan pelaksanaan FEED, INPEX juga mempercepat kegiatan pemasaran dan pembiayaan untuk menuju FID serta menjalin kerja sama dengan lembaga keuangan dan bank internasional untuk mendapatkan pembiayaan yang kompetitif.
Beberapa pekerjaan persiapan lokasi akan segera dimulai setelah memperoleh persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan dan AMDAL.





Komentar Terbaru