JAKARTA – PT Energi Mega Persada Tbk (EMP/ENRG) melalui anak usaha yang sahamnya dimiliki 48%, yaitu PT Pema Global Energi (PGE), telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk rencana pengembangan fasilitas Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) di Wilayah Kerja B yang mencakup lapangan gas Arun di Aceh.
Teknologi CCUS dapat menangkap emisi CO2 (yang dihasilkan oleh fasilitas produksi yang ada) danndiinjeksikan kembali kedalam reservoir yang masih produktif untuk meningkatkan produksi migas
yang ada. Setelah produksi mencapai titik optimum, barulah terjadi peralihan ke fase CCS yang mana injeksi atas CO2 yang ditangkap dilakukan tanpa adanya peningkatan produksi.
Berdasarkan studi geological & geophysical reservoir yang dilakukan pada tahun 2023, lapangan gas Arun memiliki karakteristik yang tepat untuk program pengembangan fasilitas CCS dan CCUS. Lapangan gas Arun memiliki reservoir batu gamping (limestone) dengan seal rock (batuan penutup) yang sangat baik untuk tempat penyimpanan CO2 dan dapat meminimalkan kebocoran CO2 ke
permukaan.
Lapangan gas Arun juga memiliki lokasi yang strategis di dekat area Selat Malacca yang sangat sibuk sehingga dapat menjadi hub dari berbagai sumber penghasil CO2. Lapangan gas Arun diestimasikan dapat menyimpan sekitar 10 trilyun kaki kubik atau 504 juta ton CO2.
Anak usaha EMP lainnya, yaitu EMP Gebang Limited, juga menandatangani Nota Kesepahaman dengan Pupuk Indonesia untuk penjualan gas yang aakan diproduksikan oleh blok gas Gebang (Gebang) di Sumatera Utara kepada Pupuk Indonesia.
Acara penandatanganan nota kesepahaman dihadiri oleh EMP, Pupuk Indonesia, Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), PGE, PT Pembangunan Aceh (PEMA) dan PT EMP Energy Aceh. Sedangkan acara penandatanganan nota kesepahaman antara EMP Gebang Limited dan PI dihadiri oleh EMP, EMP Gebang Limited dan Pupuk Indonesia.
”Dengan pengembangan fasilitas CCS/CCUS di Wilayah Kerja B ini, kami berharap untuk dapat mendukung rencana pemerintah untuk mencapai target net zero emission ditahun 2060. Pada kuartal pertama tahun ini, Wilayah Kerja B telah memproduksikan sekitar 45 juta kaki kubik gas per hari dan 1.033 barel minyak per hari. Blok tersebut juga mengoperasikan cadangan terbukti & terukur sebesar 159 milyar kaki kubik gas dan 10,8 juta barel minyak,” kata Syailendra S Bakrie, Direktur Utama & CEO EMP, Kamis(10/7).
Edoardus Ardianto, Wakil Direktur Utama & CFO EMP, mengatakan pihaknya memmahami Pupuk Indonesia membutuhkan sekitar 100 juta kaki kubik gas per harinya untuk pengoperasian pabrik-pabriknya. “Gebang diharapkan dapat memulai produksi gasnya sekitar 40 juta kaki kubik per hari di semester pertama tahun 2027. Produksi gas tersebut diharapkan akan meningkat sampai dengan 140 juta kaki kubik gas per hari di tahun 2030. PI merupakan salah satu target market dari gas yang diproduksikan oleh Gebang di masa mendatang,” katanya.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menambahkan, penandatanganan Nota Kesepahaman ini sejalan dengan visi dan misi Aceh untuk memajukan sektor industri kami. “Kami juga menanti untuk usaha pengurangan karbon di sektor industri yang ada. Kami berharap bahwa proyek CCS / CCUS ini dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Aceh. Ini merupakan bagian dari rencana kami untuk mengurangi tingkat pengangguran yang ada,” ujarnya.
SKK Migas diwakili oleh Luky Yusgiantoro (Sekertaris SKK Migas) dan Kurnia Chairi (Deputi Keuangan & Komersialisasi), Kurnia Chairi menjelaskan alokasi gas untuk Pupuk Indonesia sejalan dengan program Pemerintah untuk mendorong kemandirian energi dan melanjutkan program hilirisasi dan industrialisasi.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Nasri Djalal, mengatakan pemanfaatan CCS / CCUS di lapangan Arun oleh PGE adalah momentum emas untuk menjadikan Aceh sebagai regional carbon hub di Indonesia. “BPMA siap mengawal aspek teknis dan regulasi demi memastikan proyek ini berjalan aman, efisien, dan memberi manfaat jangka Panjang bagi daerah,” katanya.
Direktur Utama PGE, Andhika Mahardika, meyakini CCS / CCUS akan menjadi babak baru bagi lapangan gas Arun yang dikelola oleh PGE. “Bersama Pupuk Indonesia kami wujudkan sinergi diantara energi bersih dan industri strategis nasional. Ini adalah kontribusi konkret Aceh untuk target nett zero emission Indonesia dan ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Pembangunan Aceh, Mawardi Nur, menyampaikan bahwa ini bukan sekedar proyek energi. Ini adalah bentuk nyata sinergi antara daerah dan pusat untuk masa depan yang lebih bersih dan mandiri. “Melalui pemanfaatan aset lapangan gas Arun oleh PGE, kita dorong nilai tambah energi Aceh agar kembali berkontribusi besar bagi bangsa,” ujarnya.
“Melalui dua MoU strategis tersebut Pupuk Indonesia tidak hanya memperkuat ketersediaan bahan baku namun juga menjadi enabler transisi energi bersih untuk mewujudkan swasembada pangan dan industri pupuk yang lebih tangguh, efisien dan berkelanjutan,” ujar Rahmad Pribadi, Direktur Utama Pupuk Indonesia.(RA)




Komentar Terbaru