JAKARTA – Setelah membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 2 megawatt (MW) pada 2021, Holding Perkebunan Nusantara, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Pertamina New & Renewable Energy berkolaborasi mengembangkan PLTS berkapasitas 3 MW di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.

Pertamina NRE melihat keberlanjutan proyek ini sebagai model kolaborasi ideal antara sektor energi dan perkebunan. Energi surya yang dihasilkan juga mendukung ketahanan energi lokal serta menarik minat investor yang mencari kawasan industri berbasis energi hijau. Program berbasis energi ramah lingkungan ini mendukung upaya pemerintah dalam mengoptimalkan potensi energi terbarukan nasional dan upaya menarik minat lebih banyak investor untuk berinvestasi di KEK Sei Mangkei.

“Pertamina berharap perjanjian kerja sama antara Pertamina NRE dengan PTPN III ini tidak hanya menjajaki kerja sama dalam pengembangan PLTS, tetapi juga menjadi batu loncatan untuk mengeksplorasi peluang kerja sama di variabel energi terbarukan lainnya di masa depan,” ujar Oki Muraza, Wakil Direktur PT Pertamina (Persero) usai penandatanganan perjanjian Bangun Guna Serah dan pengembangan kapasitas energi baru terbarukan di wilayah KEK Sei Mangkei, Senin (7/7).

Penandatanganan dilakukan oleh CEO Pertamina NRE John Anis dan Direktur Bisnis PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy. Serta disaksikan langsung oleh Wakil Direktur Utama Pertamina, Selain Oki Muraza, Direktur Transformasi & Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono dan Direktur Utama PTPN III (Persero) Denaldy Mulino Mauna ikut menyaksikan penandatanganan tersebut.

John Anis mengatakan Pertamina NRE sangat antusias dengan sinergi BUMN. Pertamina NRE dan PTPN III (Persero) memiliki semangat yang sama untuk mendukung transisi energi. “Kami berharap energi terbarukan yang kami sediakan ini dapat memberikan nilai tambah bagi industri yang ada di KEK Sei Mangkei,” ujar John Anis. Ia menambahkan bahwa kerja sama ini juga turut mendukung realisasi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL).

Direktur Bisnis PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy, mengatakan bahwa Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dihasilkan dari tenaga surya secara alami tidak akan habis, bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Apalagi tenaga surya merupakan salah satu sumber energi yang relatif efisien dari segi teknis dan biaya pengembangan. “PTPN III (Persero) bersama Pertamina NRE telah dan akan terus mengoptimalkan pemanfaatan EBT secara optimal di Indonesia,” ungkap Ryanto.

Dari pengoperasian PLTS ini nantinya terdapat potensi nilai tambah lainnya dari perdagangan karbon dimana untuk PLTS kapasitas 3 MW ini dapat menurunkan emisi karbon sebesar 4.100 Ton CO2e/tahun atau setara 102,5 ribu Ton CO2 dalam 25 tahun masa kerja sama dengan Pertamina NRE. Pertamina NRE juga terus melakukan kajian dan inovasi terhadap pengembangan energi dengan pemanfaatan tanaman , sehingga nantinya ekosistem energi berbasis Perkebunan akan semakin besar yang bisa memberika efek domino pada masyarakat dari segi peningkatan ekonomi hingga kedaulatan energi Indonesia.

Selain PLTS dengan total kapasitas terpasang 5 MW, Pertamina NRE dan PTPN III juga telah bekerja sama mengelola pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di KEK Sei Mangkei dengan kapasitas terpasang 2,4 MW yang memanfaatkan limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME). Dari pengoperasian PLTBg ini ditargetkan memproduksi kredit karbon dalam waktu dekat dengan volume mencapai 66 ribu Ton setara CO2.(AT)