SORONG – Pertamina melalui Pertamina EP Field Papua Zona 14 menargetkan mulai bisa menjual gas pada akhir tahun 2026 mendatang. Hal ini merupakan kabar baik karena akan menjadi penjualan gas pertama Pertamina dari tanah Papua.
Manajemen Papua Field saat ini tengah merampungkan detail perjanjian jual beli gas dengan pihak calon pembeli gas.
Ardi, Field Manager Papua Field, menjelaskam komunikasi intensif telah dilakukan dengan calon pembeli gas. Meskipun begitu dia masih belum bisa membeberkan pembeli gas, hanya saja nantinya pembeli gas tersebut bakal membangun fasilitas pengolahan mini LNG untuk mendistribusikan gas.
“2026 akhir sudah onstream , sekarang sudah lahan sudah ready, calon buyer pembebasan lahan kurang dari 1 tahun,” kata Ardi saat berbincang dengan Dunia Energi di Sorong, Rabu (8/10).
Adapun gas nanti berasal dari sumur KUW dengan estimasi produksi bisa mencapai 2,5 MMscfd dengan perkiraan umur produksi antara 8-10 tahun yang akan on stream terlebih dulu di tahun 2026. Selanjutnya ada juga produksi dari lapangan Markisa dengan estimasi produksi bisa tembus 7 MMscfd juga dengan perkiraan umur produksi antara 8-10 tahun.
Saat ini manajemen Pertamina sudah mengajukan alokasi gas ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Nanti Mini LNG sudah cek lokasi mini LNG-nya nanti akan dibangun dimana. Untuk gasnya nanti memenuhi kebutuhan dalam negeri diprioritaskan. Sekarang sedang minta alokasi ke dirjen migas,” jelas Ardi.
Ardi menjelaskan selama ini Pertamina banyak memproduksi minyak di Papua, ini bukan berarti potensi cadangan gas tidak ada sama sekali. Namun masalah kurangnya infrastruktur menjadi tantangam tersendiri untui bisa memonetisasi cadangan gas.
Untuk skema proyek gas kali ini pihak pembeli gas bersedia untuk membangun fasilitas pengolahan berikuta dengam moda transportasi dalam distribusi gas.
“Gas sudah ditemukan beberapa tahun lalu, di Papua masalah utamanya buyer dan infrastruktur. Jadi harus bangun lagi infrastruktur,” ungkap Ardi.
Tahun 2025 memang jadi tahun cukup sibuk bagi Papua Field. Dijadwalkan total ada enam pemboran dilakukan untuk menemukan cadangan baru dan meningkatkan produksi. Dua sumur adalah sumur eksplorasi sementara sisanya sumur pengembangan yang diproyeksikan bakal sukses mendongkrak produksi.
“Sekitar 1.000an barel tambahan produksi. Kalau eksisting saat ini sekitar 900an barel, jadi nanti bisa naik 100% hampir 2.000 barel produksi minyak,” ungkap Ardi.





Komentar Terbaru