JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga (PPN) menyatakan bahwa tidak ada badan usaha swasta yang bersepakat untuk membeli stok BBM yang dimiliki Pertamina. Alasan utamanya adalah terkait masalah konten atau kandungan bahan-bahan yang ada di dalam BBM.

Achmad Muchtasyar, Wakil Dirut PPN, menegaskan pada awalnya ada tiga badan usaha yang ditawarkan Pertamina untuk dipasok stok BBM-nya yaitu ada Shell, BP-AKR serta Vivo. Dalam perkembangannya hanya ada dua badan usaha yang bersepakat untuk membeli BBM stok Pertamina yaitu BP-AKR dan Vivo. Sementara Shell sedari awal memang tidak sepakat untuk membeli BBM dari Pertamina.

Muchtasyar menjelaskan alasan utama badan usaha swasta membatalkan kesepakatan adalah terkait kandungan konten di BBM yang dimiliki Pertamina.

“Justru yang dtanyakan rekan-rekan SPBU mengenai konten. ada kandungan etanol,” kata kata Muchtasyar dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10).

Lebih lanjut dia menuturkan padahal kandungan etanol tersebut masih sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan oleh pemerintah dalam hal ini Ditjen Migas Kementerian ESDM.

“Dimana secara regulasi itu (etanol) diperkenankan sampai jumlah tertentu. Kami gunakan kargo 100 MB dan itu ditemukan secara pemeriksanaan lab ada etanol 3,5%,” ungkap Muchtasyar.

Meski demikian dia menegaskan kesiapan badan usaha swasta yang untuk kembali bernegosiasi asalkan Pertamina mengubah kandungan BBM-nya. “Tapi teman-teman SPBU swasta kargo selanjutnya siap negosiasi. ini bukan kualitas tapi lebih ke konten,” jelas Muchtasyar.

Sebelumnya PPN sempat mengumumkan adanya kesepakatan pembeliam BBM stok Pertamina oleh Vivo pada akhir pekan lalu sebesar 40 ribu barel (40 MB), Namun ternyata akhir bulan September lalu pihak Vivo membatalkan kesepakatan karena adanya konten etanol yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. (RI)