JAKARTA – Pemerintah tidak menampik terjadi masalah distribusi BBM di wilayah Sumatera tempat terjadinya bencana banjir dan longsor. Salah satu masalah yang timbul bahkan telah membuat harga BBM melonjak mencapai Rp30 ribu per liter untuk jenis Pertalite.

Laode Sulaeman, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan fokus utama pemerintah saat ini adalah untuk mengembalikan pasokan di berbagai titik agar kembali normal.

“Saya enggak bicara angka dulu ya. Tapi sekarang tadi baru rapat dengan Pak Menteri, kita ditugaskan semua terjun. Saya juga besok akan ke Sumatera khususnya melihat wilayah-wilayah yang ada antrian,” kata Laode ditemui di Kemenperin ESDM, Senin (1/12).

Menurut dia terputusnya pasokan BBM adalah karena salah satu wilayah yang terdampak paling parah adalah Sibolga yang biasa jadi pusat untuk mengirimkan pasokan BBM dan LPG di wilayah Sumatera Bagian Utara dan sekitarnya

“Sibolga itu adalah salah satu pusat kita mendistribusikan ke wilayah-wilayah lain, kan putus. Nah, ini yang jadi tantangan. Harus kita ambilkan dari mana untuk memasok ke wilayah-wilayah kayak Padang Sidempuan seperti itu,” jelas Laode.

Di memasikan bahwa dari sisi pasokan, Pertamina punya pasokan yang sangat cukup, hanya saja masalahnya memang di akses untuk distribusi BBM.”Secara stok aman. Cuman ini pasokannya mengalami putus. Terisolasi,” tegas Laode.

Beberapa skenario juga telah disiapkan Pemenuhan dan Pertamina. Misalnya dengan mengalihkan sumber pasokan BBM. Salah satu fasilitas yang disiapkan adalah dari wilayah Dumai. Di sana memang ada fasilitas besar untuk produksi BBM yakni kilang Dumai serta ada Terminal BBM Dumai. “Contoh yang sudah dilakukan kemarin ke Kabupaten Mandailing Natali itu kita ambilkan dari Dumai itu contoh. Satu contoh aja. Nah, mungkin inovasi-inovasi seperti ini akan kita, kita coba kita laksanakan,” jelas Laode. (RI)