JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong agar PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Tbk (AMNT) berkolaborasi pengolahan ore konsentrat menjadi katoda tembaga memanfaatkan fasilitas smelter milik PTFI. Saat ini memang smelter Amman masih belum beroperasi sehingga mereka mengajukan tambahan waktu izin ekspor yang akhirnya diberikan oleh pemerintah belum lama ini.
Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM, mengungkapkan sudah mendorong Tony Wenas, Dirut PTFI untuk membahas secara business to business dengan Amman untuk bersama mengolah produksi konsentrat Freeport dan Amman di smelter Freeport. “Saya kemarin minta Pak Tony, Pak Tony kemarin kan ketemu sama saya, saya minta untuk aman dan Freeport melakukan komunikasi B to B agar material mereka bisa dibeli oleh Freeport untuk diolah di smelter Freeport dengan harga keekonomian,” ungkap Bahlil di Kementerian ESDM, Jumat (14/11).
Dia menegaskan dorongan tersebut bukan perintah melainkan hanya usulan agar barang turunan bisa diproduksi oleh Amman meskipun sudah mendapatkan izin ekspor. “Artinya itu persoalan B to B. Pemerintah itu hanya regulator, urusan B to B-nya,” ungkap Bahlil.
Bahlil sendiri membeberkan alasan pemerintah memberikan lagi perpanjangan ekspor kepada Amman karena perusahaan yang menambang di batu tujuh Nusa Tenggara Barat (NTB) karena kondisi kahar dalam proses pembangunan smelter. Meski begitu Bahlil tidak mau mendetailkan kondisi kahar yang dimaksud.
“Dalam peraturan menteri itu mengatakan bahwa perusahaan yang membangun smelter boleh mereka melakukan ekspor selama dalam keadaan kahar. Satu, aman itu melakukan sebelum terjadinya kecelakaan di Freeport,” jelas Bahlil. (RI)





Komentar Terbaru