JAKARTA – Jelang akhir tahun 2025 salah satu keputusan paling besar dalam sejarah perusahaan harus diambil manajemen PT Pertamina (Persero) terkait kelanjutan pembangunan kilang baru New Grass Root Refinery Tuban. Akhir tahun ini pembahasan Final Investment Decision (FID) dijadwalkan akan segera rampung.

Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama Pertamina menegaskan FID nanti jadi penentu dan dapat dilihat gambaran tentang rencana investasi Pertamina di kilang baru.

“Kilang tuban saat ini kita dalam proses FID ya, Final Investment Decision, nanti setelah itu baru akan kita nilai apakah feasible untuk kita lanjutkan, ataukah ada rencana lainnya gitu, tapi sampai saat ini masih dalam proses itu,” kata Simon ditemui di Kementerian ESDM, Senin (10/11).

Rencananya FID ditargetkan selesai pada Desember 2025. “FID kemungkinan kita melihat awal Desember ya, kita akan update lagi ya,” ungkap Simon.

Lebih lanjut dia menegaskan bahwa Pertamina sejauh ini masih menggarap kilang Tuban bersama Rosneft. “Sejauh ini masih dengan partner yang lama ya,” ujar Simon.

Kilang Tuban merupakan bagian dari Program Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) Pertamina, yang bertujuan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor BBM. Proyek ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diprioritaskan pemerintah sejak era Presiden Joko Widodo.

Kilang tersebut akan memiliki kapasitas pengolahan hingga 300 ribu barel minyak per hari (bpd) dan diproyeksikan menghasilkan berbagai produk BBM seperti bensin, solar, LPG, serta bahan petrokimia seperti polypropylene dan polyethylene.

Selain kilang utama, akan dibangun pula fasilitas petrokimia terpadu, pelabuhan khusus, tangki penyimpanan, serta area utilitas pendukung. Pembangunan fisik dirancang dalam beberapa tahap, dengan target operasi komersial yang semula ditetapkan pada 2027–2028.

Pertamina melalui Kilang Pertama Internasional (KPI) juga telah membentuk joint venture bersama Rosneft bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

Namun, setelah dinamika geopolitik dan evaluasi struktur bisnis, Pertamina sempat dikabarkan mengkaji ulang bentuk kemitraan tersebut, termasuk potensi masuknya mitra strategis baru.