NUSA DUA – Kegiatan produksi minyak lanjutan melalui mekanisme Enhanced Oil Recovery (EOR) memang jadi salah satu jalan untuk meningkatkan produksi minyak PT Pertamina (Persero) yang sudah terlalu banyak mengelola lapangan-lapangan minyak tua. Perseroan sendiri kali ini menggandeng perusahaan nasional Jepang yakni Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) untuk menerapkan EOR dengan menginjeksikan CO2.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan penerapan EOR dengan menginjeksikan CO2 nantinya akan menjadi terobosan baru di dunia migas tanah air. Pasalnya selain untuk meningkatkan produksi, CO2 EOR berdampak langsung terhadap penurunan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan produksi migas di Jatibarang Field, wilayah kerja PT Pertamina EP salah satu anak usaha dari Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream Pertamina.

“CO2 injection ini kami harapkan dapat meningkatkan produksi minyak di Jatibarang,” kata Nicke ditemui setelah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan manajemen JOGMEC di Nusa Dua, Bali, Selasa (30/8).

Menurut Nicke, persiapan penerapan CO2 EOR di Jatibarang ditargetkan tidak perlu membutuhkan waktu lama karena studinya sebetulnya sebelumnya terkait subsurface dan reservoir telah dilakukan. Sehingga tinggal melakukan studi untuk penerapan teknologinya.

“Sehingga tidak akan memakan waktu lama. Karena ini kaitannya dengan teknologi dari CO2 injectionnya saja,” ungkap Nicke.

Sementara itu, Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan dengan banyaknya lapangan migas tua di tanah air maka otomatis banyak juga reservoir yang berpotensi bisa diinjeksikan untuk ditingkatkan produksi maupun untuk menurunkan emisi melalui Proyek Carbon Capture Utilizitation and Storage (CCUS).

“Ini potensi besar, di Indonesia banyak lapangan migas tua. Jadi banyak reservoir potensial,” ujar Arifin.