JAKARTA – Berbagai proyek ketengalistrikan mula secara resmi beroperasi di berbagai wilayah Indonesia. Proyek yang didominasi oleh penyediaan pembangkit listrik itu dalam rangka peningkatan akses dan keandalan pasokan listrik menuju rasio elektrifikasi 100%.

Proyek ketenagalistrikan yang diresmikan terdiri dari proyek pembangkit listrik, transmisi dan gardu induk PT PLN (Persero) serta komitmen pasokan listrik untuk industri smelter.

Untuk proyek pembangkit listrik beberapa yang diresmikan terdiri dari 10 pembangkit yaitu PLTP Muara Laboh (80 MW); PLTGU Muara Karang (300 MW); PLTMG Langgur (20 MW); PLTMG Seram (20 MW); PLTM Ambon Peaker (30 MW); PLTMG Biak (15 MW); PLTMG Biak 2- NCB PT Indonesia Power (10 MW); PLTMG Jayapura Peaker (40 MW); PLTMG Merauke (20 MW); PLTMG Merauke 2 – NCB 9 PT Indonesia Power (20 MW).

Kemudian ada juga proyek pembangunan infrastuktur lainnya seperti transmisi gardu induk.

“Hari ini kita bersama-sama akan menjadi saksi diresmikannya 10 pembangkit listrik dengan total kapasitas sebesar 555 Mega Watt (MW), 5 proyek jaringan transmisi hampir mencapai 280.000 kms dan 4 proyek gardu induk yang tersebar di seluruh Indonesia mencapai 330 MVA. Total investasi infrastruktur ketenagalistrikan, khususnya untuk 10 pembangkit listrik mencapai Rp15 Triliun dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 4.038 orang,” ujar Arifin dalam acara peresmian virtual, Kamis (16/7).

Lebih lanjut dia berharap tersedianya infrastruktur ketenagalistrikan ini diharapkan menjadi salah satu stimulus penggerak ekonomi.

Ketersediaan energi listrik yang cukup hingga ke pelosok daerah diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri, baik industri besar maupun kecil di daerah-daerah. Selain untuk kawasan industri, Kementerian ESDM juga memprioritaskan ketersediaan listrik di kawasan ekonomi khusus, pariwisata, sentra perikanan dan lain-lain,” ujar dia.

Ada satu hal yang menarik dibalik peresmian proyek ketenagalistrikan kali ini, yakni kemunculan kembali Arifin Tasrif sebagai menteri ESDM. Maklum saja, sejak pandemi terjadi Kementerian ESDM seakan mati suri.

Kemunculannya terjadi setelah presiden Joko Widodo beberapa kali menyindir jajarannya yang dinilai tidak bekerja dengan optimal ditengah pandemi covid-19.

Berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi, Kementerian ESDM merupakan salah satu kementerian yang mendapatkan rapor merah dari istana. Kehebohan terkait lonjakan tagihan listrik baru-baru ini pun tidak juga membuat Arifin buka suara. Ia lebih memilih menyerahkan permasalahan tersebut kepada PLN.

“Itu kebijakan korporasi dan bisnis, kan sudah ada aturannya. Ikut itu saja,” ujar Arifin beberapa waktu lalu di Kementerian ESDM.

Selain meresmikan pembangkit listrik, kehadiran Arifin kali ini adalah untuk meresmikan program bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan swasta yakni Sinar Mas. Sebanyak total 21.926 rumah tangga kini dapat menikmati listrik dari program CSR kelistrikan Sinar Mas Group.

“Melalui kegiatan beberapa badan usaha di bawah Sinar Mas Group, masyarakat mendapatkan akses listrik melalui program Listrik Rumah Tenaga Surya, perluasan jaringan listrik, dan partisipasi Sinar Mas pada program pemerintah yaitu Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) 450 VA,” jelas Arifin.

Selain itu, ada juga Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk membantu pasang baru listrik gratis bagi rumah tangga miskin belum berlistrik. BPBL merupakan merupakan bantuan yang diinisiasi Kementerian ESDM Peduli dan 28 Badan Usaha sektor ESDM.

Program kali ini menyasar 57.573 Rumah Tangga yang berasal dari program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Dimana pendanaan sambungan gratis tersebut berasal dari program Kementerian ESDM Peduli, bantuan 28 Badan Usaha Sektor ESDM, dan CSR PT PLN (Persero).

“Melalui program ini, masyarakat yang sebelumnya tidak mendapatkan akses listrik atau listriknya menumpang dari tetangga, kini bisa mendapatkan listrik secara mandiri. Program ini akan terus dilanjutkan menuju rasio elektrifikasi 100%,” kata Arifin.(RI)