JAKARTA – Ribuan ubur-ubur menyerbu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Jawa Timur Unit 1 dan 2. PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) sudah siapkan langkah strategis sehingga serbuan ini tidak ganggu produksi listrik.

Mustofa Abdillah, General Manager PJB Unit Pembangkit Paiton 1 dan 2, menceritakan ribuan ubur-ubur itu bergerak secara massif dari arah barat dan terlihat di sekitar bawah conveyor (alat pemindah) batubara pada pukul 03:30 WIB dinihari. Kondisi ini sendiri bukan kali pertama dialami PLTU Paiton sehingga beberapa langkah antisipatif.

PJB kata Mustofa menggunakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan untuk menjaga biota laut ini tidak masuk ke dalam mesin pembangkit dan tetap terjaga kelestariannya. Ubur-ubur dikendalikan dengan 3 lapis pengaman berupa jaring-jaring.

Jaring pertama di pasang di canal intake atau tempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Jaring-jaring ini adalah pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk ke dalam canal intake.

Ribuan ubur-ubur disekitar PLTU Paiton 1 dan 2 (Foto/Dok/PLN)

Jaring pengaman kedua ditempatkan di wilayah pompa, hal ini dilakukan untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa. Ketiga, jaring dipasang di depan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.

“Berkaca pada pengalaman tahun 2016 lalu, kali ini kami lebih siap dan Alhamdulillah metode-metode yang telah kami lakukan tersebut telah terbukti berhasil. Kondisi per hari Selasa ini pada pukul 10:00 WIB, ubur- ubur masih terlihat banyak di sekitar canal intake namun bisa kami kendalikan,” jelas Mustofa, Rabu (29/4).

Dalam penanganan serbuan ubur-ubur ini PLN juga dibantu oleh nelayan sekitar yang langsung menggunakan tujuh perahu nelayan. Ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur-ubur.

Sebanyak 15 personil yang dibantu oleh nelayan sekitar bersiaga selama 24 jam dengan sistem shift untuk menjaring ubur-ubur.

“Personil ditempatkan di titik penempatan jaring untuk menghalau potensi masuknya ubur-ubur ke area unit pembangkit Paiton,” kata Mustofa.

I Made Suprateka Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN menuturkan serbuan ubur-ubur ini biasanya terjadi karena ada perubahan cuaca, jika pada fenomena 2016 lalu, karena saat itu cuaca dingin tengah melanda perairan Australia. “Sehingga kondisi itu memicu biota laut ini bermigrasi ke Laut Jawa dan selat Madura,” kata Made.

Selain itu dia menjamin serbuan ubur-ubur tidak akan langsung membuat pasokan listrik Jawa terganggu, karena ketika ada dampak dari penanganan ubur-ubur sistem interkoneksi PLN akan langsung aktif sehingga listrik bisa dipasok dari sumber pembangkit lainnya.

“Karena sistem Jawa Bali sudah terinterkoneksi, sehingga jika ada satu pembangkit yang mati, akan langsung dimanuver ke pembangkit lainnya, sehingga keandalan listrik tetap terjaga,” jelas Made.