JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui cucu usahanya PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah menyelesaikan pengeboran di 121 sumur Blok Mahakam. Realisasi pengeboran tersebut melebihi target yang sebelumnya ditetapkan perusahaan yakni sebanyak 118.

John Anis, General Menager PHM, mengatakan dengan tambahan pengeboran tiga sumur baru di wilayah Lapangan Tunu penurunan produksi alami yang terus membayangi operasi di Blok Mahakam diharapkan bisa ditahan.

“Betul (untuk menahan penurunan produksi). Kalau tidak melakukan apa-apa, artinya tidak ada pengeboran, maka decline rate sekitar 50%-60%. Tahun ini kami targetkan tahan dikisaran 5%-7% saja,” kata John kepada Dunia Energi, Kamis (17/10).

Menurut John, tambahan tiga sumur akan membuat produksi gas bisa bertahan di level produksi 700-an juta kaki kubik per hari (mmscfd) yang sebagian besar dari Lapangan Tunu. Untuk produksi minyak Mahakam, sebagian berasal dari Lapangan Handil dan Bekapai.

“Dengan 121 sumur produksi kami perkirakan produksi di angka 700 mmscfd (wellhead),” tukas John.

Hingga September, produksi gas Mahakam mencapai 710 mmscfd. Untuk produksi minyak sebesar 35,7 ribu barel per hari (bph), masih dibawah target APBN 2019  50,4 ribu bph.

Pemerintah dalam APBN 2019 menargetkan produksi gas Mahakam sebesar 1.100 mmscfd. Namun yang terealisasi rata-rata hingga kuartal II yang hanya 662 mmscfd.

Pertamina mengklaim jumlah pengeboran 121 sumur pada tahun ini merupakan jumlah  tertinggi sumur yang dibor dalam 7 tahun terakhir. Pada 2012 tercatat sebanyak 105 sumur yang dibor.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan lapangan dan sumur-sumur di wilayah kerja Mahakam dikelola dan diperhatikan secara ekstra, sehingga tetap dapat terus berproduksi maksimal.

“Lapangan harus dikelola dengan Passion Techology, Passion Komersial, Regulatory Support, Partnership dan Working on Details agar lapangan yang kami kelola selalu sehat,” jelas Dharmawan.

Sejak 2010, Blok Mahakam memasuki fase penurunan produksi secara alamiah yang cenderung meningkat. Kondisi itu harus ditahan dengan cara menambah investasi untuk memperbanyak pengeboran sumur baru. Pertamina juga telah menggelontorkan investasi US$3,5 miliar selama sejak 2018 untuk Mahakam. Dana investasi ini digunakan untuk pengeboran sumur dan operasional perusahaan.(RI)