JAKARTA – Pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral diperkirakan membutuhkan pasokan gas 30 juta-40 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan daya listrik yang dihasilkan 250 megawatt (MW). Smelter-smelter ini menjadi pasar potensial bagi produksi gas Tangguh dan Masela.

“Sekiranya pengembangunan smelter lebih cepat dari ketersediaan LNG produksi dalam negeri, sementara dapat diperoleh dari impor,” kata Ibrahim Hasyim, Komisioner Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, kepada Dunia Energi, Senin (24/10).

LNG Bontang

Menurut Ibrahim, pasokan gas dunia semakin hari semakin meningkat. Bahkan, pada tahun ini masih ada belasan kargo gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Indonesia yang belum ada pembeli.

Perkiraan pasokan dunia yang semakin banyak dan semakin kompetitif, menyebabkan banyak negara produsen LNG mulai mendorong pemakaian di dalam negeri.

“Jepang akan penuh dengan pasokan LNG dari Australia, Amerika dan lainnya.   Pemerintah harus ikut melakukan upaya create demand, menciptakan kebutuhan dalam negeri,” tandas Ibrahim.(RA)