JAKARTA – PT Wika Jabar Power, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sedang mencari mitra baru untuk diajak bekerjasama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Gunung Tampomas berkapasitas 40 Megawatt (MW) di Sumedang, Jawa Barat.

Sekretaris Perusahaan WIKA, Natal Argawan mengatakan, pihaknya perlu mencari mitra baru untuk mengembangkan PLTP Tampomas, karena perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan kode WIKA ini belum memiliki kemampuan untuk menggarap sendiri proyek tersebut.

“PT Jasa Sarana (badan usaha milik pemerintah provinsi Jawa Barat) yang juga memiliki saham di Wika Jabar Power, tak memiliki kemampuan. Makanya, kami cari partner yang selain memiliki kemampuan melakukan eksplorasi panas bumi, juga punya dana,” ujar Natal di Jakarta, Kamis, 30 Agustus 2012.

Perseroan menunda pengembangan PLTP Tampomas karena menanti hasil survei mitigasi. Sebelumnya, Wika Jabar Power berencana melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi, di wilayah kerja panas bumi Gunung Tampomas, dengan menganggarkan dana USD 10 juta.
Natal mengaku belum mengetahui proyeksi harga jual listrik dari panas bumi, yang akan dibeli PT PLN (Persero) dari PLTP Tampomas. Meski pemerintah sudah menetapkan harga jual listrik panas bumi berkisar USD 9 sen – USD 16 sen per kilowatt hour (kWh).

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menerbitkan surat persetujuan harga jual listrik dari lima investor kepada PLN, dengan total kapasitas terpasang 430 MW. Salah satu dari lima pembangkit panas bumi itu adalah PLTP Tampomas dengan harga listrik USD 6,5 sen per kWh.