Wall Street

Suasana perdagangan di Wall Street.

Baru dua hari menikmati kenaikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terancam. Kesepakatan Pemerintah dan Kongres Amerika Serikat (AS) tentang kebijakan mengatasi jurang fiskal, ternyata memicu profit taking sehingga Wall Street mengalami koreksi pada perdagangan kemarin.

Ramalan beberapa analis tidak meleset. Kesepakatan Pemerintah dan Kongres AS untuk menurunkan pajak dan memangkas belanja negara, hanya berdampak sementara bagi kenaikan bursa global maupun regional.

Justru kebijakan terbaru di awal 2013 itu, mendorong pelaku pasar di Wall Street melakukan aksi ambil untung (profit taking) pada perdagangan kemarin, Kamis, 3 Januari 2013. Akibatnya sejumlah saham di Wall Street kembali terkoreksi, diikuti anjloknya bursa-bursa regional.

Diketahui pada perdagangan kemarin, Indeks Dow Jones turun 0,16% ke level 13.391,36. Demikian pula Indeks S&P 500 jatuh 0,21% ke level 1.459,37, dan Indeks Komposit Nasdaq kehilangan anjlok 0,38% ke level 3.100,57.

Menurut analis dari OSO Securities dan Trust Securities, kondisi di bursa global itu akan langsung berpengaruh terhadap IHSG. Pada perdagangan hari ini, Jumat, 4 Januari 2013, diprediksi para pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia juga akan ramai-ramai melakukan profit taking.

Pada perdagangan hari ini, diprediksi IHSG akan terkoreksi kembali, dan kemungkinan akan berlangsung lama. Pasalnya, selain aksi profit taking, pelaku pasar di bursa global juga melepas saham-sahamnya karena ada rumor Federal Reserve akan menghentikan stimulus pembelian obligasi di pasar tahun ini.

Pasca kebijakan mengatasi jurang fiskal, Kongres AS juga harus berhadapan dengan problem pelunasan utang pemerintah dan risiko defisit anggaran pemerintah. Kondisi ini bakal memunculkan sentiment negatif hingga ditemukannya solusi yang permanen, paling tidak hingga satu minggu ke depan.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)