JAKARTA – Sektor hulu migas kembali diterpa kabar kurang sedap. Kali ini datang dari pengelola blok Cepu yakni ExxonMobil. Perusahaan asal Amerika Serikat itu dikabarkan berniat untuk melepaskan hak partisipasinya di blok Cepu. Kabar tersebut dihembuskan oleh Eddy Soeparno, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI.

Eddy mengungkapkan bahwa ada pekerjaan rumah besar yang harus bisa diselesaikan oleh pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi hulu migas. Kalau kondisinya berlangsung terus seperti sekarang pemain-pemain migas besar dipastikan akan hengkang. Salah satunya yang mulai mengkaji untuk minggat adalah ExxonMobil.

“Kalau kami dengar-dengar, mudah-mudahan ini tidak benar, kalau jadi kenyataan bahwa Exxon sendiri di Cepu kalau dapat harga tepat mereka akan exit (keluar) di Indonesia. Shell sudah exit dari Masela. IDD sudah ditingalkan Chevron,” kata Eddy disela webinar tentang pengelolaan satu tahun blok Rokan oleh Pertamina, Kamis (18/8).

Menurut Eddy kabar itu menjadi pertanda bagi pemerintah harus segera menuntaskan pekeraan rumah yang banyak dan besar di hulu migas. ya kita harus melakukan berbagia hal yg akan membuat Indonesia kembali menarik di kacamata para investor terutama mereka yang memiliki kapasitas investasi dalam jumlah dan skala besar.

“Sementara all the big player punya pilihan untuk berinvestasi di negara yang mungkin dr aspek regulasi fiskal, pengelolaan izin, jauh lebih mudah dari Indonesia. Jadi ini merupakan sebuah PR besar bagi kita,” ujar Eddy.

Belum lagi, lanjut Eddy, target produksi minyak 1 juta bph belakangan ini justru tidak lagi terdengar dan semakin skeptis terlebih dengan realisasi produksi yang terus menurun dalam 3 tahun terakhir.

“Kami sampaikan dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, Pertamina, bahwa kita kok semakin lama semakin skeptis 1 juta bph di 2030 meningkat dalam tiga tahun ini ada penurunan yang sangat konsisten terhadap produksi migas terutama dari aspek minyak menth. Jadi ada concern, terbelebih dari DPR bahwa target yang dicanangkan itu target yang cukup ambisius dalam kondisi sekarang. Jika ingin capai target tersebut kita butuh akusisi atau temuan blok sebesar Rokan atau Cepu untuk bs capai target 2030 dgn catatan yang exisitng yang dikelola tidak mengalami penurunan produksi,” ungkap Eddy. (RI)