JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) belum berencana untuk mengurangi, bahkan menghentikan produksi nikel dalam matte, meskipun pandemi Covid-19 yang melanda dunia hingga saat ini mengakibatkan pelambatan perekonomian regional dan global yang berdampak pada penurunan harga komoditas tambang, termasuk nikel. Febriany Eddy, Deputy CEO Vale Indonesia, mengungkapkan kinerja Vale belum terdampak signifikan dengan pandemi Covid-19. Hingga akhir kuartal I 2020, kinerja operasional Vale masih baik dengan memproduksi 17.614 ton nikel dalam matte.

“Di tengah masalah pandemi Covid-19, hasil produksi kuartal I Vale lebih tinggi 35% dibanding volume produksi kuartal I 2019. Vale yang didukung para kontraktor masih dapat menjalankan operasional dengan aman sesuai target sehingga mampu menghasilkan volume produksi yang baik. Sejauh ini dampak pandemic Covid-19 masih dapat dikendalikan sehingga perusahaan dapat terus beroperasi dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja,” kata Febriany, Jumat (8/5).

Menurut Febriany, meskipun eknomi melemah dan harga nikel juga turun,  Vale memiliki perjanjian penjualan jangka panjang dengan konsumennya di Jepang dan Kanada, yang membeli produk nikel dalam matte yang dihasilkan Vale sehingga bersifat harus diambil. Dengan demikian meminimalisir dampak melemahnya permintaan nikel karena pandemi.

“Hingga kini faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan lebih pada harga nikel yang terkoreksi yang mempengaruhi pendapatan. Di sisi lain biaya produksi membaik karena harga minyak yang lebih rendah,” jelas Febriany.

Vale sampai saat ini juga masih menjalankan operasionalnya sesuai target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2020 dengan mempertahankan angka produksi seperti 2019 yakni 71 ribu ton.

Febriany memastikan Vale tetap memperhatikan kondisi aktual di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung yang belum dapat diprediksi kapan berakhirnya. Salah satunya adalah dengan menyiapkan perencanaan keberlangsungan bisnis untuk mengantisipasi dampak yang lebih serius terhadap operasional bila pandemi terjadi berkepanjangan. Perencanaan dibuat dengan mempertimbangkan juga tingkat penyebaran Covid-19, ketersediaan tenaga kerja dan faktor-faktor non-teknis lainnya.

“Perusahaan tentu akan selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerja dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan operasional,” ujarnya.

Sementara untuk kebijakan internal di tengah pandemi, Vale juga masih dapat menjaga agar lini produksi terutama operasi tambang dan smelter tetap berjalan dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan pekerja serta lingkungan.

Menurut Febriany, apabila dampak pandemic ini telah membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja, Vale telah menyiapkan skenario pengurangan produksi bahkan penghentian operasi (shutdown). Namun Vale menyadari bahwa keputusan pengurangan produksi atau shutdown nantinya bukanlah suatu keputusan yang mudah karena operasi  di Sorowako masih sangat berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi setempat. Dan Vale mempunyai tanggung jawab sosial untuk terus beroperasi dengan aman.

“Kami berharap agar situasi tetap terkendali sehingga perusahaan dapat terus beroperasi dengan aman. Selain dari upaya-upaya perusahaan, sangat penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk senantiasa menjalankan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus bersama-sama dengan perusahaan. Upaya sepihak saja tidak akan berhasil” kata Febriany dalam keterangan tertulisnnya.

Vale mengganggap penting untuk mendukung kebijakan dan instruksi pemerintah untuk mencegah penyebaran virus ini terutama dengan menghindari keramaian (social distancing), menjaga jarak fisik (physical distancing), dan mengurangi laju mobilisasi orang. Untuk mengurangi paparan dan interaksi antar pekerja, PT Vale menerapkan kebijakan Bekerja dari Rumah (Work from Home) untuk sebagian karyawan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dalam jaringan. Bagi pekerja yang diperlukan untuk tetap bekerja di area operasi, Perusahaan memberikan dukungan berupa penyediaan fasillitas alat pelindung diri, pemeriksaan suhu tubuh, penerapan physical distancing, desinfeksi area dan peralatan kerja, serta dukungan berupa penyediaan makanan dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh para pekerja.

Vale juga berupaya mengurangi paparan terhadap karyawan, kontraktor dan keluarga dengan meniadakan atau meminimalisir perjalanan bisnis, operasional Bandara Khusus Sorowako, serta menutup sementara sekolah dan fasilitas umum yang dikelola Perusahaan.

Selain berbagai upaya dan kebijakan internal yang dterapkan selama pandemi, Vale terlibat memberikan dukungan bagi para pemangku kepentingan dalam penanganan Covid-19. Vale melakukan koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 di tingkat provinsi, kabupaten hingga kecamatan di area operasional Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Di Sorowako, rumah sakit milik Vale menyiapkan bangsal khusus perawatan dan isolasi bagi pasien terkait Covid-19, termasuk menyiapkan tambahan tenaga medis. Secara bertahap dan regular, Perusahaan mendistribusikan bantuan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten melalui GTPP Covid-19 berupa alat pelindung diri, peralatan kesehatan untuk kebutuhan Rumah Sakit maupun Puskesmas, termasuk tenaga medis, serta beragam logistik untuk aktivitas pencegahan dan penanganan pandemi.

Selain itu, Vale juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah, aparat kecamatan, aparat desa,pemuka masyarakat dan tokoh agama melakukan sejumlah kampanye untuk sosialisasi dan edukasi pencegahan penyebaran Corona kepada masyarakat di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan.

“Selain bantuan alat kesehatan berupa tempat tidur rumah sakit, ventilator, thermo gun dan beragam APD yang telah diberikan, PT Vale saat ini juga sedang memesan rapid test kit untuk membantu mengidentifikasi potensi Covid terutama di area operasi perusahaan. Apabila alat ini sudah tiba, Perusahaan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan gugus tugas,” kata Febriany.(RI)