JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sudah mulai menjajaki pencarian alokasi gas ke pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). Hal tersebut sebagai bagian dari rencana Vale untuk tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi smelter baru yang tengah dibangun.

“Satu skema suplai kita jajaki. Dengan SKK Migas kita jajaki,” kata Bernardus Irmanto Direktur Keuangan dan Chief Financial Officer (CFO) Vale Indonesia belum lama ini di Jakarta.

Manajemen Vale memang berencana untuk gunakan LNG sebagai pengganti batu bara.

Ada dua smelter baru yang kini sedang dibangun oleh Vale yakni smelter di Bahadopi , Morowali, Sulawesi Tengah serta smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Keduanya dipastikan tidak akan menggunakan bahan bakar atau bahan baku produksi yang berbasis fosil.

“Kita komitmen tidak lagi gunakan batu bara, ada peluang memang kita gunakan LNG,” ujar Bernardus.

Penggunaan gas di dalam negeri memang terus digenjot. Ini tidak lepas dari kondisi sumber daya migas yang lebih banyak gas. Selain itu gas juga dianggap lebih bersih ketimbang penggunaan energi fosil lainya. Apalagi Indonesia sedang melakukan transisi energi dengan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan gas menjadi salah satu komoditas yang pantas untuk digunakan pada masa transisi seperti sekarang. (RI)