JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bakal membangun smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di blok tambang Sorowako. Ini jadi proyek smelter baru ketiga Vale yang dikerjakan sebelum kontrak mereka berakhir tahun 2025 mendatang.

Febriani Eddy, CEO Vale Indonesia mengungkapkan total investasi yang dibutuhkan untuk membangun smelter HPAL Sorowako sendiri mencapai US$1,8 miliar. Proyek ini diyakini sangat dibutuhkan di Indonesia yang berencana menjadi salah satu pemain utama di industri kendaraan listrik.

“US$1,8 miliar Capex (capital expenditure) targetnya, ini proyek strategis bahan baku baterai untuk buat mobil listrik,” kata Febriani saat konferensi pers penandatanganan kesepakatan pembangunan smelter HPAL Sorowako, Selasa (13/9).

Vale menggandeng Huayou untuk bangun pabrik HPAL Sorowako yang merupakan mitranya untuk membangun smelter di Pomalaa. Menurut Febri, manajemen menargetkan bisa mendapatkan persetujuan Final Investment Decision (FID) setelah FID proyek Pomalaa disetujui pada tahun ini. “Pomala target FID tahun ini, Sorowako menyusul awal tahun depan. Masa kontruksi hingga 3 tahun,” ungkap dia.

Skema kerja sama pada pengembangan pabrik smelter di Sorowako ini akan sama dengan di Pomalaa. Nantinya Vale akan fokus untuk mensuplai nikel yang akan diolah di smelter HPAL yang akan dibangun oleh Huayou.

Bernardus Irmanto, Direktur Keuangan Vale Indonesia ke depan Vale juga akan memiliki saham di pabrik HPAL Sorowako. “Komposisinya 30% itu saham kita di HPAL. Itu juga jadi jatah kita nanti untuk offtake produknya,” ungkap Bernardus. (RI)