JAKARTA – Pemegang saham PT Timah Tbk (TINS) menetapkan kembali Riza Pahlevi Tabrani sebagai direktur utama. Bersama dengan itu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) juga menetapkan Wibisono sebagai direktur keuangan dan manajemen risiko, Agung Pratama sebagai direktur operasi dan produksi, lalu Alwin Albar sebagai direktur pengembangan usaha, Purwoko sebagai direktur niaga, serta direktur sumber daya manusia yang ditempati Muhammad Rizki.

“Saya sudah habis di periode pertama. Tapi RUPS memutuskan saya melanjutkan di periode kedua,” kata Riza disela konferensi pers virtual, Selasa (6/4).

Sepanjang 2020 lalu dibawah kepemimpinan Riza awan mendung masih menaungi Timah lantaran perusahaan masih terus merugi melanjutkan tren negatif sejak 2019. Rugi bersih Timah pada periode 2020 tercatat sebesar Rp341 miliar. Realisasi tersebut lebih rendah dibanding 2019 yang merugi Rp611 miliar

Timah sepanjang 2020 membukukan pendapatan usaha sebesar Rp15,22 triliun, lebih rendah 21,33% dari tahun sebelumnya sebesar Rp19,34 triliun. Berbanding lurus dengan pendapatan, beban pokok pendapatan turun sebesar 22,54% menjadi Rp14,10 triliun dari tahun sebelumnya Rp18,20 triliun.

Pada 2020 rasio Gross Profit Margin (GPM) adalah 7,36% atau membaik dari tahun sebelumnya 5,91%. Hal serupa terlihat pula dari rasio Net Profit Margin (NPM) menjadi minus 2,24% dibanding 2019 sebesar minus 3,16%.

Selain itu, cashflow operasi sebesar Rp5,40 triliun atau naik dibanding 2019 sebesar minus Rp2,08 triliun. EBITDA naik menjadi Rp1,16 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp909 miliar. Untuk modal kerja bersih meningkat signifikan menjadi sebesar Rp 692,09 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp348,87 miliar.

Pada periode 2020, Timah tercatat menurunkan utang bank sebesar Rp 4,22 triliun (2019: Rp 8,79 triliun). Perusahaan juga sudah melunasi obligasi dan sukuk yang telah jatuh tempo pada September 2020 sebesar Rp 600 miliar. Sehingga total utang berbunga turun sebesar Rp 4,82 triliun.

“Jadi, kita ketahui di 2020 biaya bunga cukup signifikan Rp600 miliar dibanding 2019 sekitar Rp780 miliar. Penurunan memang belum signifikan karena pelunasan dilakukan bertahap,” kata Wibisono, Direktur Keuangan Timah.

Untuk 2020 Timah juga tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. Realisasi kinerja keuangan yang masih tertekan membuat manajemen bersama dengan para pemegang saham sepakat tidak bagikan dividen tahun lalu.

“Kami masih membukukan negatif. Tapi kami mengalami perbaikan secara fundamental maupun neraca dan arus kas. Kerugian yang semakin mengecil. Jadi ini perbaikan masih baik. 2021 ini semoga bisa lebih baik dari 2020,” kata Wibisono.(RI)