JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) telah mempersiapkan diri dalam pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui pembentukan tim bersama yang terdiri dari perwakilan kedua perusahaan.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengatakan Pertamina dan PGN terus berkonsolidasi sebelum isu holding BUMN energi mengemuka ke permukaan. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan integrasi tata kelola gas nasional.

“Jadi sebenarnya ada tidaknya holding BUMN energi kita  tetap berupaya untuk melakukan berbagai konsolidasi untuk pastikan kelancaran distribusi gas,” ujar Dwi di Jakarta, Selasa (31/5).

Menurut Dwi, Pertamina telah menunjuk tim untuk membahas masalah pembentukan holding BUMN energi, yakni Direktur Keuangan Arif Budiman serta Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan Yenni Andayani yang akan bekerja bersama tim PGN untuk membahas pemanfaatan aset bersama nantinya.

Menurut Arif, masuknya PGN ke Pertamina dipastikan akan berdampak positif pada kemampuan finansial perusahaan, sehingga mampu meningkatkan belanja modal (capital expenditure/capex). “Dari sisi keuangan tentu impact-nya sinergi dari sisi capex,” katanya.

Sementara itu, Yenni mengatakan tim Pertamina telah bekerja sejak Januari 2016 yang bertugas membahas berbagai manfaat serta mekanisme kerja Pertamina dan PGN jika nanti resmi disatukan.

“Pertamina dengan PGN sudah bertemu, sinergi secara operasional, joint operation dan joint committee untuk mengindetifikasi area mana saja yang disinergikan. Serta menghindari area yang pembangunan infrastruktur gasnya bisa tumpang tindih,” tandas Yenni.(RI)