JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk tidak hanya menjual hak partisipasi (Participating Interest/PI) di sejumlah aset yang dikelola, namun juga akan mengembalikan sebagian aset kepada pemerintah. Aset yang akan dikembalikan adalah Blok East North Bangkanai di Kalimantan.

Tenny Wibowo, President and General Manager Ophir A Medco Energi Company, mengatakan sebagian besar aset yang akan dilepas berada di luar negeri dan aset-aset yang masih dalam tahap eksplorasi, termasuk yang ada di Indonesia.

“Risiko tinggi dan sebagainya. Yang dilepas itu kebanyakan di luar Indonesia. Ada juga beberapa blok di Indonesia, tapi dari dulu pun sebenarnya akan dilepas,” kata Tenny saat ditemui Dunia Energi di Jakarta, belum lama ini.

Menurut Tenny, tidak hanya dijual, aset Ophir juga akan mengembalikan karena sampai saat ini tidak menghasilkan seperti Blok North East Bangkanai. Untuk blok atau aset yang akan dijual sudah mendapatkan minat dan pembicaraan awal sudah dilakukan. Untuk blok yang akan dikembalikan telah menyerahkan persyaratan administrasi pengembalian blok tersebut kepada pemerintah.

“Ada (dilepas) sedang dalam pembicaraan, ada juga yang akan dikembalikan. Ada juga yang mau dijual. Ophir yang akan dikembalikan itu misalnya North East Bangkanai, itu dikembalikan ke pemerintah,” kata Tenny.

North East Bangkanai merupakan blok eksplorasi yang sudah enam tahun dikelola Ophir Energy. Meski masih ada waktu empat tahun, blok tersebut dianggap tidak sesuai dengan strategi pengembangan Ophir ke depan.

“Kami melihat potensi cadangannya tidak ketemu prospektif. Kalau pun tidak selesai kita ikuti aturan yang berlaku. North East Bangkanai sudah sekitar enam tahun. Eksplorasi sebetulnya boleh sampai 10 tahun,” katanya.

Ophir sudah melakukan beberapa langkah untuk mengembalikam blok tersebut kepada pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). “Kami sudah kirim suratnya ke SKK Migas. Tinggal perpindahan, hand over data saja,” ujar Tenny.

Adapun beberapa blok lainnya yang tetap akan dipertahankan Medco agar tetap dikelola Ophir di lepas pantai, di perairan dalam yakni Papua Barat IV dan Aru, di Palung Aru, Indonesia Timur. Selain itu, Ophir juga memiliki tiga PSC di Kalimantan Tengah, yang dikenal sebagai Bangkanai Raya. Itu termasuk pengembangan ladang gas Kerendan di dalam kontrak bagi hasil (PSC) Bangkanai dan dua lapangan eksplorasi yang berdekatan, selain North East Bangkanai dan West Bangkanai. Produksi utamanya dari Blok Bangkanai.

Menurut Tenny, berdasarkan kajian sebelumnya Ophir total potensi cadangan di sana bisa mencapai dua triliun cubic feet (tcf). Rata-rata produksi sekarang sebedar 20 juta kaki kubik per hari (mmscfd) yang dipasok ke PLN. Jumlah tersebut bisa saja ditambah sesuai dengan permintaan komsumen.

“Produksi sekarang 20 mmscfd, dikirim ke PLN. Fasilitas capacity sekarang bisa sampai 25 mmscfd. Kalau lebih dari 25 mmscfd, kami tambah pengembangan lagi,” kata Tenny.

Myrta Sri Utami, Vice President Investment Relation Medco, mengatakan risiko terlalu tinggi menjadi salah satu faktor strategi yang dilakukan. Medco berpengalaman dalam mengelola blok migas onshore ataupun shallow water, sementara sebagian besar aset Ophir yang dilepas berada di deepwater atau laut dalam.

“Ada beberapa portofolio mereka deep water, jadi aset yang deep water kami divestasi. Tidak sesuai dengan strategi perusahaan, skill set kami onshore. Kalau offshore tidak, apalagi deep water,” kata Myrta.