JAKARTA – Pemerintah menyatakan tidak ada rencana mengurangi porsi dividen untuk negara bagi PT Pertamina (Persero), meskipun perusahaan migas plat merah itu sudah dibebankan berbagai penugasan.

Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengatakan hingga kini pemerintah masih percaya dengan kemampuan keuangan Pertamina. Pertamina sampai sekarang masih menjadi penyumbang dividen paling besar untuk negara.

Lebih lanjut mantan Direktur Utama PT Inalum itu menegaskan bahwa Pertamina bisa diibaratkan sebagai kasir negara.

“Jadi, kalau ditanya, dividen Bu Nicke (Dirut Pertamina)?  Ibu Nicke salah satu kasir paling besar BUMN, karena setorannya juga paling besar,” ujar Budi di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12)

Budi mengatakan EBITDA Pertamina pada 2019 hampir mencapai US$9 miliar. Jumlah ini masih lebih besar dibanding perusahaan lainnya, termasuk PT Freeport Indonesia.

“Saya pegang BUMN-BUMN lain, Saya bisa bilang bahwa keuangan Pertamina bagus. Tahun lalu US$ 9 miliar EBITDA-nya. Itu besar sekali. Freeport saja (EBITDA-nya) US$ 4 miliar,” kata Budi.

Pemerintah kata Budi tidak khawatir dengan keuangan Pertamina yang harus berinvestasi di beberapa proyek strategis. Sekaligus menjalankan penugasan dari pemerintah. Seperti diketahui saat ini Pertamina tengah mengerjakan proyek kilang ada empat proyek pengembangan kilang dan dua pembangunan kilang baru dengan yang ditargetkan rampung pada 2026 dengan total nilai investasi mencapai US$ 60 miliar.

“Jadi kemampuan keuangannya (Pertamina) sangat enggak ada masalah untuk investasi sebesar ini masih mampu,” kata Budi.(RI)