JAKARTA – Thorcon International, perusahaan energi asal Amerika Serikat, optimistis Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) dapat beroperasi sesuai rencana. Bob S Effendi, Kepala Perwakilan Thorcon, mengungkapkan Thorcon sudah melalukan sejumlah pertemuan dengan Kemenko Maritim dan Investasi membahas persiapan impelementasi PLTT di Indonesia.

“Hasil diskusi tidak dapat saya sampaikan tapi cukup positif dan masih seusai track (jadwal pengembangan PLTT) walau agak telat karena pandemi Covid-19,” ungkap Bob, Jumat (29/5).

Thorcon International merupakan Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan untuk melakukan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 triliun untuk membangun PLTT di Indonesia.

Sejumlah langkah juga telah dilakukan Thorcon untuk memuluskan rencana tersebut. Sesuai hasil kajian Badan Layanan Umum Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (BLU-P3TEK KEBTKE) Kementerian ESDM, seluruh regulasi yang dibutuhkan untuk melakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dari sisi bauran energi maupun perijinan keselamatan instalasi nuklir sudah memadai. Dengan demikian, PLTT tipe TMSR500 dapat dianggap sebagai salah satu solusi pembangkit listrik bebas karbon yang layak dipertimbangkan dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia pada periode 2026 – 2027.

Thorcon juga telah mengidentifikasi beberapa tantangan dalam membangun Thorium Molten Salt Reactor 500MW (TMSR500) Power Plant atau reaktor desain pembangkit PLTT. Nantinya, PT PAL yang akan mengembangkan komponen TMSR500 Power Plant dan Test Bed Platform.

PLTT akan dibangun dengan menggunakan model desain struktur Kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax ini rencananya akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor 2 terbesar di Dunia. PLTT pertama di targetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10%.

“Thorcon adalah satu-satunya perusahaan nuklir yang akan membangun reactor di Indonesia bekerja sama dengan PT PAL Indonesia (Persero), sehingga reaktor Thorcon menjadi buatan Indonesia. Ini bukan saja akan menjadi embrio industri nuklir nasional tetapi mengangkat Indonesia menjadi setara dengan korea Selatan, China, Jepang dan Rusia menjadi negara yang mampu membuat reaktor nuklir sendiri,” tandas Bob.(RA)